Title : Only One [ Chapter 2 ]
Author : Lee Ha Yoo ( @deeryehan218 )
Link Acc author
Casts : Oh Se Hun
Kim Joon Myun a.k.a Suho
Qie Mei Yuan a.k.a Mei
And other cast, You can find it by your self.
Length : Chapter, series
Genre : Romance, friendship
Annyeong readers~ Saya kembali lagi membawa chapter selanjutnya. Mianhae, kalau ff ini terlalu gaje. No bashing, ne??
Langsung saja~
Happy reading ^^
~~~
Review :
Dia tetap memelukku, wajahku tersandar di dada nya. Tak dihiraukan, kami basah kuyup.
.
.
“Sehun? Mei?”,
~~~
{Sehun’s side}
Sungguh, ini tindakan konyol yang pernah aku lakukan sepanjang hidupku. Aku hanya melindunginya, tak ada maksud lain.
Suara yang tidak asing bagiku, ada yang memanggilku?! SUHO HYUNG?? Otthoke??
Mendengar suara itu, sontak aku melepaskan Mei, dia tampak sangat kedinginan. Brrrr!!
“Woy? Apa yang kalian lakukan? Kenapa kalian tidak pulang? Jangan..jangan.. Kalian? Aissh jinjja?!”, teriak Suho hyung dari dalam mobil.
Aku menghampiri Suho hyung, menggandeng Mei.
“Hyung, antarkan kami pulang! Nanti aku jelaskan”, volume suaraku harus ditambah karena gangguan bunyi hujan.
“Baiklah.. Ayo cepat masuk!”, Suho hyung membukakan pintu mobil, aku dan Mei masuk ke dalam mobil.
Wuusssstt!
Suho hyung mengantarkan kami ke rumah masing – masing.
.
.
~Esok harinya, hari Sabtu, di sekolah saat jam istirahat~
“Hey, apa kau sudah gila? Apa yang kau lakukan kemarin?”, Suho hyung mulai mengintrogasi diriku.
“Hyung, dengarkan aku. Aku tak bermaksud apa-apa.Kenapa kemarin kau meninggalkanku? Akhirnya ku putuskan untuk naik bus dan menunggu di halte bus. Tak ku duga ternyata Mei juga berada disana. Hampir 2 jam lebih kami menunggu bus, hujan pula. Ada payung seseorang, aku memakainya untuk pulang. Aku berjalan bersama Mei, tiba-tiba angin berhembus kencang, payung itu terbang. Aku tau Mei sangat takut, jadi aku mendekapnya. Apa itu salah?”, jelas Sehun panjang lebar.
“Tapi itu di tengah jalan, Sehun-ah? Apa kau tak malu? Kau itu ketua osis, mau ditaruh mana muka mu jika banyak orang melihat kejadian itu? Untung saja sepi dan aku juga segera datang. Kalau tidak, mau sampai kapan kau berpelukan seperti itu?”, Suho hyung mulai cerewet. “Apalagi kau basah kuyup, bagaimana jika kau sakit? Huh, reputasi mu hancur”, lanjutnya.
“Sudahlah, hyung tenang saja. Aku sama sekali tak menyukainya. Kejadian kemarin tak ada yang melihat. Gomawo, hyung sudah meninggalkanku kemarin hingga kejadian itu terjadi. Apa aku salah melindungi seorang wanita yang ketakutan?”,
“Ih, jadi kau senang dengan kejadian kemarin? Dan kenapa tiba-tiba kau lembut terhadap perempuan, hah?”,
“Hmm.. Mollayo. Tidak juga!”
“Aisshh, kau ini..”,
“Hyung...”,
“Hmm?”,
“Aku bingung dengan hatiku sendiri”,
“Hah? Ada apa sih?”,
“Ada suka dan tak suka nya dengan kedatangan Mei”,
“Mwo? Maksud mu?”,
“Ah, sudahlah.. Abaikan!Percuma hyung juga nggak bakal ngerti”,
“Heh? Kau pikir aku ini bodoh, hah? Kalau memang aku bodoh, kenapa banyak cewek yang mengejarku?”, Suho hyung pede nya badai. Haha
“Ihh.. Pede banget sih?”,
“Jelas lah... Suho gitu. Hahaha”,
~~~
{Author’s side}
Akhirnya, bel pulang sekolah berbunyi. Anak – anak berhamburan keluar kelas. Hari ini, Sehun dan kawan-kawan akan melakukan observasi bersama.
Telah diputuskan, observasi dilakukan di taman kota. Tapi keputusan itu tidak dilaksanakan, hasilnya, observasi dilakukan di rumah Sehun.
.
.
Jam menunjukkan pukul 3 sore, semua sudah berkumpul di rumah Sehun. Observasi pun dimulai.
Baby don’t cry tonight... (?)
Selama observasi, ponsel Sehun selalu berdering. Sehun berusaha cuek, tapi tetap saja puluhan sms dan telpon selalu mengganggu. Hal ini tidak hanya terjadi pada hari itu tapi setiap hari.
“Heh? Kau ini bisa lebih profesional gak? Bikin tugas malah asyik main ponsel?”, bentak teman sekelompok Sehun.
“Memangnya kau pikir aku anak muda yang suka sms-an apa?”, sahut Sehun. Nampaknya Sehun tak rela dirinya dikatakan seperti itu.
“Trus kenapa ponsel mu selalu bunyi? Itu artinya kan dirimu asyik main ponsel?”,
“Kau bisa tidak sedikit menjaga omongan?”, Sehun sedikit emosi.
“Huussstt.. Sudahlah”, ucap Suho tiba-tiba.
“Sudah terbukti, kau yang salah. Mengerjakan tugas malah sms-an”,
“Hey?Lihat ini??!! Apa itu, hah? Kau pikir aku yang sms?”, Sehun melemparkan ponsel miliknya.
Setelah dilihat, ternyata nomor tak dikenal yang selalu sms bahkan menelpon. Biasalah, Sehun adalah namja yang paling digandrungi kaum wanita muda.
“Apa? Kau mau bicara apa lagi? Sudah terbukti kan dirimu yang tidak profesional?”, emosi Sehun mulai meningkat.
.
.
“Stop!!!!! Bisa diam gak? Kalau kayak gini terus kapan tugas nya selesai, hah?”, teriak Mei berkobar-kobar.
Semua terdiam seketika. HENING! Hati nya mulai panas karena pertengkaran tadi. “Sini, mana ponselnya?”,
“Hey? Apa maksud mu? Mengambil ponsel orang tanpa izin?”, sahut Sehun.
“Kau mau dihukum karena tugas kita belum selesai akibat ulah mu, hah?”, balas Mei yang tak kalah emosi.
“Jadi kau menyalahkan ku, hah? Okay, kerjakan sendiri tugas ini!”, berjalan meninggalkan teman-temannya.
“Sehun?? Tunggu dulu”, teriak Suho mengikuti Sehun.
Suho berusaha menenangkan Sehun dan berhasil. Setelah beberapa lama, Sehun mau bergabung lagi.
~~~
{Mei’s side}
~Esok harinya di sekolah~
“Memang pantas seorang ketua osis bertingkah laku seperti itu?”, aku mendekati Sehun yang asyik membaca buku di taman sekolah.
“Memang urusan mu?”, balas Sehun tanpa mengalihkan pandangan dari sang buku. Huh, anak ini!
“Tidak ada jiwa kepimimpinan sama sekali. Mungkin mereka memilihmu karena kelebihan fisik mu”, sindir ku.
Sehun tak menjawab. Sudah bisa ditebak, wajahnya mulai kesal.
“Oh jadi gitu, sang ketua osis yang sama sekali tidak profesional”, lanjut ku.
“Berani-berani nya kau?”, membanting buku yang sedari tadi dibacanya.
“Apa? Kenapa aku takut pada ketua osis yang tidak tau diri?”, jawabku santai.
AARRRGGHHH!
“Bukan urusan mu. Semuanya akan terjawab nanti”, berlari meninggalkan ku.
“Huh, Dasar!!”,
~~~
{Sehun’s side}
~Satu tahun kemudian..~
.
.
Akhirnya, aku bisa lulus dari sekolah ini. Kenangan indah dan buruk sudah aku jalani selama menimba ilmu disini.
“Suho hyung, “, panggilku setelah Graduation Ceremony.
“Hmm, waeyo?”, jawabnya.
“Kau sudah tau kan setelah ini aku mau kemana?”,
“Sehun, apa kau tega meninggalkanku? Sudah lama kita bersama, apa kau tega? Apa kau benar-benar mau meninggalkanku?”, Suho hyung memelukku.
“Hyung, bukan itu yang ada dipikiranku. Aku tidak bermaksud untuk meninggalkan mu, hyung”, aku memelukknya erat.
“Apa maksud mu tak ingin meninggalkan ku? Kau mau melanjutkan kuliah di Amerika kan? Itu berarti kau meninggalkanku, Sehun-ah”,
“Hmm, itu keputusan appa dan memang aku ingin melanjutkan study ku hingga aku sukses. Mianhae hyung. Tenang saja, nanti aku selalu mengirimkan kabar untuk hyung”,
“Sebenarnya aku tak rela kau pergi meninggalkanku. Tapi jika itu yang terbaik untuk mu, aku selalu mendukung mu”,
“Saranghae~”,
“Nado saranghae~”,
~~~
{Mei’s side}
Sudah lama juga aku tak bertemu dia, kenapa tiba-tiba aku rindu? Apa jangan-jangan? Apakah iya rasa benci itu berubah menjadi....
C I N T A?
Jinjjayo? Ah, tidak mungkin.
Tunggu dulu!
Tapi aku rasa benar.. Aighoo~ Jheongmal pabboya!
4 tahun lamanya aku tak bertemu dengan sosoknya lagi, namja yang paling menyebalkan bagiku, siapa lagi kalau bukan Sehun. Entah kenapa dulu aku sangat membenci nya, sikapnya yang sok segalanya membuatku muak.
Tapi sekarang..
Ah aniya!! Kenapa aku bisa memikirkan hal itu? Tidak mungkin, tidak mungkin.
Mei, jangan bodoh! Itu tidak mungkin!
.
.
.
Aku menunggu jam kuliah di tempat biasa. Yaa! Di kedai teh dan kopi dekat kampus.
“Mei? Sedang apa kau disini?”, seseorang menepuk pundakku. Ah, ternyata Suho.
“Aku hanya menunggu jam kuliah. Kau sendiri?”, balasku.
“Sama aku juga. Boleh aku duduk disini?”,
“Tentu saja boleh, Silahkan”,
.
.
Aku dan Suho memang satu kampus ‘Kyunghee University’ tapi berbeda fakultas. Tetapi kami masih sering bertemu. Dialah yang sekarang menjadi teman dekatku. Teman yang selalu membantuku dalam segala hal.
“Hmm, apa aku boleh bertanya sesuatu?”, tanyaku tiba-tiba.
“Kau ingin bertanya apa?”, jawab Suho.
“Hmm.. Apa kau mendapat kabar dari.. hmmm.. dari Sss-sehun?”, aku sedikit canggung mengatakan nama ‘Sehun’.
“Uhuk.. uhukk...”, Suho kaget setelah aku mengatakan hal itu. Apa yang aku pikirkan terjadi juga.
“Sehun? Kenapa kau menanyakan dirinya? Apa….?? Hmm??”, dia tampak curiga.
“Aku juga bingung, akhir-akhir ini aku selalu memikirkannya. Bagaimana? Apa dia baik-baik saja?”, aku ingin curhat pada Suho.
“Hmm.. Dia baik-baik saja. Kemarin dia bilang di video call kalau dia mau berlibur di Korea”, jelas Suho yang sontak membuatku berbinar-binar.
“Jinjjayo?? Gomawo..”, aku memegang tangan Suho pertanda aku sangat gembira.
~~~
{Sehun’s side}
Akhirnya berlibur juga.. dan aku bisa kembali lagi ke negara tercinta ku – Korea Selatan, tepatnya di kota Seoul.
Setelah sampai di Korea, langsung saja aku menemui sahabat ku tercinta, siapa lagi kalau bukan Suho hyung.
“Suho hyung! Jheongmal bogoshipoyeo!”, aku berlari dan memeluk Suho hyung.
“Nado bogoshipoyeo”, dia mengelus-elus rambutku. “Bagaimana keadaan mu? Kau baik-baik saja kan?”, sambungnya.
“Seperti yang hyung lihat. Aku baik-baik saja. Bagaimana dengan hyung?”,
“Aku juga baik. Hmm, oh iya. Beberapa waktu lalu Mei menanyakan keadaan mu. Aku bilang kalau kamu mau balik ke Korea. Nampaknya dia sangat gembira setelah aku berkata seperti itu”,
“Mei? Hmm?”, aku mencoba mengingatnya. “Oh, noona yang dulu pindahan dari China itu?”,
“Iya benar. Aku sekarang satu kampus sama dia, aku semakin dekat dengannya”,
DEG!
‘Dekat?’, batinku.
“Ah, dia... Dia.. Apa dia tidak ingat kejadian itu?”, ucapku tiba-tiba.
“Mwo? Ada apa?”, tanya Suho hyung kaget.
“Aniya hyung~”,
~~~
{Mei’s side}
Aku berjalan keliling kota ketika gerimis datang. Itu tidak menjadi halangan bagiku untuk sekedar berjalan-jalan mencari hawa yang bisa menyejukkan hati.
Memasang headphone di kedua telingaku, berjalan mengikuti alunan lagu yang santai.
.
.
Seorang namja berjaket hitam tebal berjalan berlawanan arah denganku.
Tampaknya.. aku mengenalinya. Aighhoo~~
Ahhh...
Sssss????
TBC
Otthoke? Ribet ceritanya? Gaje?
Tunggu saja kelanjutannya.. Hehe
Jangan lupa comment ya? No bashing!
Kali ini saya akan posting 2 chapter sekaligus karena keterlambatan saya ngelanjutin ff ini.. okeh??
Author : Lee Ha Yoo ( @deeryehan218 )
Link Acc author
Casts : Oh Se Hun
Kim Joon Myun a.k.a Suho
Qie Mei Yuan a.k.a Mei
And other cast, You can find it by your self.
Length : Chapter, series
Genre : Romance, friendship
Annyeong readers~ Saya kembali lagi membawa chapter selanjutnya. Mianhae, kalau ff ini terlalu gaje. No bashing, ne??
Langsung saja~
Happy reading ^^
~~~
Review :
Dia tetap memelukku, wajahku tersandar di dada nya. Tak dihiraukan, kami basah kuyup.
.
.
“Sehun? Mei?”,
~~~
{Sehun’s side}
Sungguh, ini tindakan konyol yang pernah aku lakukan sepanjang hidupku. Aku hanya melindunginya, tak ada maksud lain.
Suara yang tidak asing bagiku, ada yang memanggilku?! SUHO HYUNG?? Otthoke??
Mendengar suara itu, sontak aku melepaskan Mei, dia tampak sangat kedinginan. Brrrr!!
“Woy? Apa yang kalian lakukan? Kenapa kalian tidak pulang? Jangan..jangan.. Kalian? Aissh jinjja?!”, teriak Suho hyung dari dalam mobil.
Aku menghampiri Suho hyung, menggandeng Mei.
“Hyung, antarkan kami pulang! Nanti aku jelaskan”, volume suaraku harus ditambah karena gangguan bunyi hujan.
“Baiklah.. Ayo cepat masuk!”, Suho hyung membukakan pintu mobil, aku dan Mei masuk ke dalam mobil.
Wuusssstt!
Suho hyung mengantarkan kami ke rumah masing – masing.
.
.
~Esok harinya, hari Sabtu, di sekolah saat jam istirahat~
“Hey, apa kau sudah gila? Apa yang kau lakukan kemarin?”, Suho hyung mulai mengintrogasi diriku.
“Hyung, dengarkan aku. Aku tak bermaksud apa-apa.Kenapa kemarin kau meninggalkanku? Akhirnya ku putuskan untuk naik bus dan menunggu di halte bus. Tak ku duga ternyata Mei juga berada disana. Hampir 2 jam lebih kami menunggu bus, hujan pula. Ada payung seseorang, aku memakainya untuk pulang. Aku berjalan bersama Mei, tiba-tiba angin berhembus kencang, payung itu terbang. Aku tau Mei sangat takut, jadi aku mendekapnya. Apa itu salah?”, jelas Sehun panjang lebar.
“Tapi itu di tengah jalan, Sehun-ah? Apa kau tak malu? Kau itu ketua osis, mau ditaruh mana muka mu jika banyak orang melihat kejadian itu? Untung saja sepi dan aku juga segera datang. Kalau tidak, mau sampai kapan kau berpelukan seperti itu?”, Suho hyung mulai cerewet. “Apalagi kau basah kuyup, bagaimana jika kau sakit? Huh, reputasi mu hancur”, lanjutnya.
“Sudahlah, hyung tenang saja. Aku sama sekali tak menyukainya. Kejadian kemarin tak ada yang melihat. Gomawo, hyung sudah meninggalkanku kemarin hingga kejadian itu terjadi. Apa aku salah melindungi seorang wanita yang ketakutan?”,
“Ih, jadi kau senang dengan kejadian kemarin? Dan kenapa tiba-tiba kau lembut terhadap perempuan, hah?”,
“Hmm.. Mollayo. Tidak juga!”
“Aisshh, kau ini..”,
“Hyung...”,
“Hmm?”,
“Aku bingung dengan hatiku sendiri”,
“Hah? Ada apa sih?”,
“Ada suka dan tak suka nya dengan kedatangan Mei”,
“Mwo? Maksud mu?”,
“Ah, sudahlah.. Abaikan!Percuma hyung juga nggak bakal ngerti”,
“Heh? Kau pikir aku ini bodoh, hah? Kalau memang aku bodoh, kenapa banyak cewek yang mengejarku?”, Suho hyung pede nya badai. Haha
“Ihh.. Pede banget sih?”,
“Jelas lah... Suho gitu. Hahaha”,
~~~
{Author’s side}
Akhirnya, bel pulang sekolah berbunyi. Anak – anak berhamburan keluar kelas. Hari ini, Sehun dan kawan-kawan akan melakukan observasi bersama.
Telah diputuskan, observasi dilakukan di taman kota. Tapi keputusan itu tidak dilaksanakan, hasilnya, observasi dilakukan di rumah Sehun.
.
.
Jam menunjukkan pukul 3 sore, semua sudah berkumpul di rumah Sehun. Observasi pun dimulai.
Baby don’t cry tonight... (?)
Selama observasi, ponsel Sehun selalu berdering. Sehun berusaha cuek, tapi tetap saja puluhan sms dan telpon selalu mengganggu. Hal ini tidak hanya terjadi pada hari itu tapi setiap hari.
“Heh? Kau ini bisa lebih profesional gak? Bikin tugas malah asyik main ponsel?”, bentak teman sekelompok Sehun.
“Memangnya kau pikir aku anak muda yang suka sms-an apa?”, sahut Sehun. Nampaknya Sehun tak rela dirinya dikatakan seperti itu.
“Trus kenapa ponsel mu selalu bunyi? Itu artinya kan dirimu asyik main ponsel?”,
“Kau bisa tidak sedikit menjaga omongan?”, Sehun sedikit emosi.
“Huussstt.. Sudahlah”, ucap Suho tiba-tiba.
“Sudah terbukti, kau yang salah. Mengerjakan tugas malah sms-an”,
“Hey?Lihat ini??!! Apa itu, hah? Kau pikir aku yang sms?”, Sehun melemparkan ponsel miliknya.
Setelah dilihat, ternyata nomor tak dikenal yang selalu sms bahkan menelpon. Biasalah, Sehun adalah namja yang paling digandrungi kaum wanita muda.
“Apa? Kau mau bicara apa lagi? Sudah terbukti kan dirimu yang tidak profesional?”, emosi Sehun mulai meningkat.
.
.
“Stop!!!!! Bisa diam gak? Kalau kayak gini terus kapan tugas nya selesai, hah?”, teriak Mei berkobar-kobar.
Semua terdiam seketika. HENING! Hati nya mulai panas karena pertengkaran tadi. “Sini, mana ponselnya?”,
“Hey? Apa maksud mu? Mengambil ponsel orang tanpa izin?”, sahut Sehun.
“Kau mau dihukum karena tugas kita belum selesai akibat ulah mu, hah?”, balas Mei yang tak kalah emosi.
“Jadi kau menyalahkan ku, hah? Okay, kerjakan sendiri tugas ini!”, berjalan meninggalkan teman-temannya.
“Sehun?? Tunggu dulu”, teriak Suho mengikuti Sehun.
Suho berusaha menenangkan Sehun dan berhasil. Setelah beberapa lama, Sehun mau bergabung lagi.
~~~
{Mei’s side}
~Esok harinya di sekolah~
“Memang pantas seorang ketua osis bertingkah laku seperti itu?”, aku mendekati Sehun yang asyik membaca buku di taman sekolah.
“Memang urusan mu?”, balas Sehun tanpa mengalihkan pandangan dari sang buku. Huh, anak ini!
“Tidak ada jiwa kepimimpinan sama sekali. Mungkin mereka memilihmu karena kelebihan fisik mu”, sindir ku.
Sehun tak menjawab. Sudah bisa ditebak, wajahnya mulai kesal.
“Oh jadi gitu, sang ketua osis yang sama sekali tidak profesional”, lanjut ku.
“Berani-berani nya kau?”, membanting buku yang sedari tadi dibacanya.
“Apa? Kenapa aku takut pada ketua osis yang tidak tau diri?”, jawabku santai.
AARRRGGHHH!
“Bukan urusan mu. Semuanya akan terjawab nanti”, berlari meninggalkan ku.
“Huh, Dasar!!”,
~~~
{Sehun’s side}
~Satu tahun kemudian..~
.
.
Akhirnya, aku bisa lulus dari sekolah ini. Kenangan indah dan buruk sudah aku jalani selama menimba ilmu disini.
“Suho hyung, “, panggilku setelah Graduation Ceremony.
“Hmm, waeyo?”, jawabnya.
“Kau sudah tau kan setelah ini aku mau kemana?”,
“Sehun, apa kau tega meninggalkanku? Sudah lama kita bersama, apa kau tega? Apa kau benar-benar mau meninggalkanku?”, Suho hyung memelukku.
“Hyung, bukan itu yang ada dipikiranku. Aku tidak bermaksud untuk meninggalkan mu, hyung”, aku memelukknya erat.
“Apa maksud mu tak ingin meninggalkan ku? Kau mau melanjutkan kuliah di Amerika kan? Itu berarti kau meninggalkanku, Sehun-ah”,
“Hmm, itu keputusan appa dan memang aku ingin melanjutkan study ku hingga aku sukses. Mianhae hyung. Tenang saja, nanti aku selalu mengirimkan kabar untuk hyung”,
“Sebenarnya aku tak rela kau pergi meninggalkanku. Tapi jika itu yang terbaik untuk mu, aku selalu mendukung mu”,
“Saranghae~”,
“Nado saranghae~”,
~~~
{Mei’s side}
Sudah lama juga aku tak bertemu dia, kenapa tiba-tiba aku rindu? Apa jangan-jangan? Apakah iya rasa benci itu berubah menjadi....
C I N T A?
Jinjjayo? Ah, tidak mungkin.
Tunggu dulu!
Tapi aku rasa benar.. Aighoo~ Jheongmal pabboya!
4 tahun lamanya aku tak bertemu dengan sosoknya lagi, namja yang paling menyebalkan bagiku, siapa lagi kalau bukan Sehun. Entah kenapa dulu aku sangat membenci nya, sikapnya yang sok segalanya membuatku muak.
Tapi sekarang..
Ah aniya!! Kenapa aku bisa memikirkan hal itu? Tidak mungkin, tidak mungkin.
Mei, jangan bodoh! Itu tidak mungkin!
.
.
.
Aku menunggu jam kuliah di tempat biasa. Yaa! Di kedai teh dan kopi dekat kampus.
“Mei? Sedang apa kau disini?”, seseorang menepuk pundakku. Ah, ternyata Suho.
“Aku hanya menunggu jam kuliah. Kau sendiri?”, balasku.
“Sama aku juga. Boleh aku duduk disini?”,
“Tentu saja boleh, Silahkan”,
.
.
Aku dan Suho memang satu kampus ‘Kyunghee University’ tapi berbeda fakultas. Tetapi kami masih sering bertemu. Dialah yang sekarang menjadi teman dekatku. Teman yang selalu membantuku dalam segala hal.
“Hmm, apa aku boleh bertanya sesuatu?”, tanyaku tiba-tiba.
“Kau ingin bertanya apa?”, jawab Suho.
“Hmm.. Apa kau mendapat kabar dari.. hmmm.. dari Sss-sehun?”, aku sedikit canggung mengatakan nama ‘Sehun’.
“Uhuk.. uhukk...”, Suho kaget setelah aku mengatakan hal itu. Apa yang aku pikirkan terjadi juga.
“Sehun? Kenapa kau menanyakan dirinya? Apa….?? Hmm??”, dia tampak curiga.
“Aku juga bingung, akhir-akhir ini aku selalu memikirkannya. Bagaimana? Apa dia baik-baik saja?”, aku ingin curhat pada Suho.
“Hmm.. Dia baik-baik saja. Kemarin dia bilang di video call kalau dia mau berlibur di Korea”, jelas Suho yang sontak membuatku berbinar-binar.
“Jinjjayo?? Gomawo..”, aku memegang tangan Suho pertanda aku sangat gembira.
~~~
{Sehun’s side}
Akhirnya berlibur juga.. dan aku bisa kembali lagi ke negara tercinta ku – Korea Selatan, tepatnya di kota Seoul.
Setelah sampai di Korea, langsung saja aku menemui sahabat ku tercinta, siapa lagi kalau bukan Suho hyung.
“Suho hyung! Jheongmal bogoshipoyeo!”, aku berlari dan memeluk Suho hyung.
“Nado bogoshipoyeo”, dia mengelus-elus rambutku. “Bagaimana keadaan mu? Kau baik-baik saja kan?”, sambungnya.
“Seperti yang hyung lihat. Aku baik-baik saja. Bagaimana dengan hyung?”,
“Aku juga baik. Hmm, oh iya. Beberapa waktu lalu Mei menanyakan keadaan mu. Aku bilang kalau kamu mau balik ke Korea. Nampaknya dia sangat gembira setelah aku berkata seperti itu”,
“Mei? Hmm?”, aku mencoba mengingatnya. “Oh, noona yang dulu pindahan dari China itu?”,
“Iya benar. Aku sekarang satu kampus sama dia, aku semakin dekat dengannya”,
DEG!
‘Dekat?’, batinku.
“Ah, dia... Dia.. Apa dia tidak ingat kejadian itu?”, ucapku tiba-tiba.
“Mwo? Ada apa?”, tanya Suho hyung kaget.
“Aniya hyung~”,
~~~
{Mei’s side}
Aku berjalan keliling kota ketika gerimis datang. Itu tidak menjadi halangan bagiku untuk sekedar berjalan-jalan mencari hawa yang bisa menyejukkan hati.
Memasang headphone di kedua telingaku, berjalan mengikuti alunan lagu yang santai.
.
.
Seorang namja berjaket hitam tebal berjalan berlawanan arah denganku.
Tampaknya.. aku mengenalinya. Aighhoo~~
Ahhh...
Sssss????
TBC
Otthoke? Ribet ceritanya? Gaje?
Tunggu saja kelanjutannya.. Hehe
Jangan lupa comment ya? No bashing!
Kali ini saya akan posting 2 chapter sekaligus karena keterlambatan saya ngelanjutin ff ini.. okeh??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar