Jumat, 24 Agustus 2012

Fan Fiction EXO K - Only One Chap 1

itle     : Only One [ Chapter 1 ]
Author : Lee Ha Yoo ( @deeryehan218 )
Link Acc Author
Casts    : Oh Se Hun
                Kim Joon Myun a.k.a Suho
                Qie Mei Yuan a.k.a Mei
                And other cast, You can find it by your self.
Length : Chapter, series
Genre  : Romance, friendship

Annyeong haseyo, chingudeul.. *bowbarengSuho*
FF ini terinspirasi dari lagu B1A4 – Only One. Hohoho. Saya sarankan sambil mendengarkan lagu Only One saat membaca ff ini. Hiks..
Udah deh~
Happy reading .__.

~~~
Cry when you want to cry.
Don’t purposely hold in your sadness.
I’ll embrace you so that you can smile again.
When you’re tired, I’ll lend you my shoulder so that you can rest for a bit.

I pray no tears in your dreams.
I know you’ll fly high in your life.

~~~
Aku terpaku, entah kenapa ketika aku melihat dirinya yang berjalan didepanku aku terdiam dalam hehing hatiku. Entah ada makhluk apa yang telah membuatku seperti ini. Wussttt (?)
“Sehun-ah??”
Teriak seorang namja yang suaranya sangat aku kenali. Tapi aku tak menggubris panggilannya, aku tak mengeluarkan sepatah kata pun. Aku terlalu asyik memandangnya. Pandangan aneh yang aku keluarkan. Entahlah~
“Woy? Jangan melamun!”, Suho, sahabatku, menepuk pundak ku dari belakang.
“Ahh.. Aku tau! Kau sedang melihat noona itu kan. Jangan..jangan! Hayoo?”, godanya.
Aku menghentikan lamunan ku, “Jangan..jangan apa? Aisshh kau ini.. Kajja!”, aku merangkul sahabatku menuju ruang kelas.

~~~
{Author’s side}
Oh Se Hun, namja paling terkenal di sekolahnya ‘Daegu Science High School’. Tidak diragukan lagi, dia memang tampan, cerdas, berasal dari keluarga kaya nan terpandang di Korea Selatan. Semua warga sekolah pasti mengenalnya, tak ada yang tak mengenalinya. Appa-nya merupakan pemberi donatur terbesar di sekolah Sehun. Perlakuan baik selalu diberikan untuk Sehun ketika di sekolah.
Kim Joon Myun a.k.a Suho, sahabat karib Sehun. Bisa dibilang, orang tua mereka juga sahabat. Mereka adalah sahabat sejak kecil sampai sekarang.

~~~
{Mei’s side}
Aku berjalan menyusuri sekolah baruku. Baru saja aku menginjakkan kaki disini, atmosfir kedamaian membuatku merasa betah bertahan disini. Bangunan nya sungguh megah, Tapi... MWO?? Kenapa dia memandangku seperti itu? Apa maksud namja itu? Aisshh...
Aku sedikit menunduk melanjutkan langkahku, mencoba untuk selalu tersenyum kepada orang-orang di sekitar ku. Tak ada yang ku kenali. Sampai akhirnya aku berada di depan pintu kelas.
“Ahh.. Kajja! Ayo masuk”, ajak songsaengnim tersenyum ramah.
“Ne..”,
Aku selalu menunduk, muka – muka asing yang tak pernah aku kenali. ‘AIGHOO!! Kenapa namja itu selalu memandangku dengan tatapan sinis tapi lembut? Ah, mollayo!’, batinku sembari berjalan menuju songsaengnim.
“Perkenalkan dirimu”, pinta songsaengnim.
“Ne.. ~ Annyeong haseyo Qie Mei Yuan imnida. Saya dari China. Kalian bisa memanggil ku Mei. Saya pindah ke Korea karena ayah saya memiliki tugas di Korea. Bangapseumnida. Ghamsahamnida”,
“Ohhh....”, serentak semua anak di kelas.
“Hmm, Qie Mei Yuan, kalian bisa memanggil nya Mei. Mei berasal dari ‘Changsa High School’. Baiklah,Mei, kamu bisa duduk di bangku sebelah Sehun”, songsaengnim menunjukkan bangku kosong.
“Ne, ghamsahamnida songsaengnim”,

~~~
{Sehun’s side}
Mwo? Kenapa harus ada bangku kosong di sebelah ku? Kenapa dia duduk di sebelahku?
Aku melirik ke arah nya..
DEG!

Dia juga melirikku?? Apa-apaan ini?
DAG DIG DUG!
Aku segera mengalihkan pandanganku.
“Baiklah anak-anak, kita mulai pelajarannya”
.
.
~ Jam istirahat ~
“Sehun-ah! Aissh, kenapa kau tidak menungguku”, Suho memanggilku.
“Bisa tidak kau bersikap sedikit dewasa?”,
“Ne..”,
“Ayo ikut aku...”, ajakku.
“Kemana?”,
“Sudahlah, ikuti saja aku”
.
.
Kenapa hatiku seperti ini? Sungguh aku tak mengerti. Apakah ini...? Ah, Aniya! Bukan.. Tidak mungkin.
Aku mengajak Suho hyung, sahabatku, ke perpustakaan sekolah.
“Hyung, apa kau tau?”, memecah keheningan yang terjadi diantara kami.
“Tau apa maksud mu?”, balas Suho hyung yang masih asyik dengan buku dihadapannya.
“Noona itu..”,
“Noona? Nuguseoyo? Kau sungguh aneh hari ini, waeyo?”, tampaknya Suho hyung sedikit kesal denganku.
‘Ah, tidak mungkin aku membicarakan masalah ini kepada Suho hyung. Semua orang tau aku bukanlah tipe orang yang seperti itu. Aisshh...’, batinku dalam hati.
“Ah, aniya hyung. Abaikan saja.. Lanjutkan saja membaca mu”, lanjutku.
“Kau ini sungguh aneh.. Hmm, baiklah”, Suho hyung melanjutkan kesibukaan membaca nya.

~~~
{Mei’s side}
“Hey”, panggil seseorang dari belakang ku.
“Ne”, jawabku. Aku menatapnya, dia tersenyum ramah.
“Boleh kita berkenalan?”,
“Tentu saja boleh. Qei Mei Yuan imnida, kamu bisa memanggilku Mei. Bangapseumnida”, aku tersenyum ramah. ‘Dia manis sekali. Haha’, batinku.
“Park Hara imnida. Panggil saja Hara. Nado bangapseumnida. Hmm, maukah kau berteman denganku?”,
“Dengan senang hati, aku mau berteman denganmu”, aku merangkul pundaknya. Ah, aku terlalu senang hari ini. Hara juga satu kelas denganku. Mungkin kita bisa lebih dekat lagi.
Ketika kami asyik berjalan sambil mengobrol, mencoba lebih dekat satu sama lain..

BRUKK!

Seorang namja menabrak ku. Namja itu? Kenapa dia lagi? Waeyo?
Tatapan itu... Kenapa dia selalu menatap ku seperti itu? Apa dia tak menyukaiku?
“Sehun-ah, kau tidak apa-apa?”, tanya seorang namja disebelahnya dan membantu untuk berdiri.
“Ne, tidak apa-apa hyung”, jawabnya.

“Kau tidak apa-apa? Mianhae atas kecerobohan temanku”, ucap namja manis disebelahnya.
Kenapa malah namja ini yang minta maaf?? Dia kan yang menabrakku, seharusnya dia yang minta maaf. Dasar pabbo!!
“Sehun-ah?? Ayo minta maaf?”,menatap teman disampingnya yang masih saja menatapku sinis.
“Oh.. eh, jheongmal mianhae”, akhirnya dia tersadar juga. Huhh, sungguh menyebalkan.
“Ne, gwenchana”
“Ohh.. Suho imnida. Kita satu kelas, ne? Selamat datang di sekolah ini. Saya harap kamu senang disini”, tanpa aba-aba namja manis itu memperkenalkan diri dengan semangatnya.
“Ne, aku yakin kalian sudah mengenalku. Hehe. Mei imnida. Gomawo atas ucapannya”, aku membalasnya dengan tersenyum.
“Hey? Ayo kenalkan dirimu?”, menyenggol temannya yang sedari tadi hanya berdiri mematung. AIGHOO! Namja ini apa benar-benar tidak menyukai ku? Namja yang selalu menunjukkan wajah datar nya tanpa ekspresi apapun.
“Hmm.. Sehun imnida. Bangapseumnida”, tetap tanpa ekspresi, hanya sedikit membungkuk. Dasar namja tak tau diri! Ohh, jadi namanya Sehun??
“Ne, nado bangapseumnida”, balasku.
~~~
{Author’s side}
~Bel masuk berbunyi~
Anak – anak “Daegu Science High School” yang notabennya adalah perkumpulan anak – anak cerdas tampak sangat disiplin. Setelah mendengar lonceng berbunyi, anak-anak berhamburan menuju kelas masing – masing dilanjutkan songsaengnim yang juga tak kalah rajin.
Sekolah ini sering sekali membawa mendali kejuaraan dari berbagai macam perlombaan, baik akademik maupun non-akademik. Tak bisa dibayangkan bagaimana kepandaian siswa-siswi nya..
.
.
Biologi, mata pelajaran yang sedang diajarkan di kelas Sehun dan kawan-kawan. Hari ini songsaengnim memberi tugas observasi dan membagi beberapa kelompok. Ternyata dan memang benar Sehun, Suho, Mei, Hara dan 2 anak lain tergabung dalam satu kelompok. Tugas mereka adalah observasi mengenai organ-organ ikan.
~~~
{Sehun’s side}
Apa aku tidak mimpi? Aku menepuk pipiku. Aissh, kenapa aku sekelompok dengannya? Kalau aku bisa mengelak, aku tak mau sekelompok dengannya. Tapi keputusan sudah bulat. Aighoo!!
“Baiklah.. Kapan kita bisa memulai observasi nya?”, ucap Suho hyung diantara kami ber-6 yang berkumpul di taman sepulang sekolah.
“Bagaimana kalau besok minggu?”,
“Kalau minggu aku tidak bisa, bagaimana kalau kamis saja?”,
“Ah, aniya! Hari selasa saja, kita kan di sekolah agak free. Otthoke?”,
“Stop!! Daripada kalian beradu argumen yang tidak penting. Kita putuskan untuk hari sabtu saja. Berkumpul di taman kota jam 3 sore. Otthoke?”, Yaakk! Ucapku seketika di sela-sela adu argumen.
“Ide yang berlian”, Suho hyung mengacak-acak rambutku.
“Baiklah...”,
.
.
Suho hyung tidak pulang bersama denganku. Biasanya kami berdua naik mobil bersama. Pagi hari, dia yang memutuskan untuk naik bus saja untuk ke sekolah. Aku menurutinya, tapi kenapa sekarang dia meninggalkanku?? Mungkin Suho hyung ada urusan. Aku memaklumi nya, karena dia mengikuti banyak organisasi.
Aku menunggu di halte bus. Aissh, kenapa tiba-tiba mendung?? Hatiku tak karuan. Aku tak mengerti mengapa aku seperti ini. Sebelumnya, aku tak pernah merasakan hal ini. Sungguh aneh~
Disampingku, Yakk! Tepat sekali di sebelahku, noona itu, ‘Mei’ duduk di sebelahku. Yaa benar sekali, dia juga menunggu bus.
Hening diantara kami berdua ditemani suara petir yang menggelegar.
Bruussstt!
Hujan turun dengan lebatnya, hembusan angin menyapu seluruh debu yang usai berterbangan di tengah-tengah kota.
Aku melirik Mei, dia tampak kaget dan kedinginan. Rasa canggung menghantui kami, apa iya aku harus mengeluarkan kata dulu?
“Hey? Apa kau takut?”, AKHIRNYA, aku memecah keheningan yang telah kami buat.
“Aniya, aku biasa-biasa saja. Apa kau juga menunggu bus?”, jawabnya. Mwo? Jinjjayo? Ternyata dia mau menjawab pertanyaanku.
“Ne, aku menunggu bus. Aku pikir jam segini apa ada bus?”,
“Ditunggu saja dulu”

~~~
{Mei’s side}
Sehun melepas jaket nya. Kenapa dia melepas jaket saat dingin seperti ini? Aku menggigil, sedikit kedinginan yang ku rasakan.
.
.
MWO?? Dia menelangkupkan jaketnya di pundakku? Apa tidak salah??
“Bagaimana? Tidak begitu dingin lagi kan?”, ucapnya tersenyum.
“Eh.. Hmm, aniya! Tapi bagaimana dengan kau?”,
“Tenang saja, aku tidak masalah. Rumah mu dimana?”,
“Di perumahan permata. Kau sendiri?”,
“Oh, sama aku juga di perumahan permata”,
“Wah, berarti kita satu jalur?”,
“Hehe iya..”
.
DARRR!!
Suara petir menggema..
KLUP! (?)
Sontak aku memeluk Sehun. Bagaimana bisa? Itu refleks, tidak ada maksud lain. Sungguh!
“Jangan mencari kesempatan. Jangan tinggi hati dulu”, ucap Sehun tiba-tiba.
“Eh, sejak kecil aku takut petir”, memejamkan mataku dan masih memeluk Sehun.
“Sudah selesai, noona..” ~~ Aku mendongak ke wajah Sehun, dia tersenyum. Aighoo~ Naega Baboraseo!!
“Hmm, mianhae”, melepaskan pelukanku.
Tuhan! Terima kasih, kau sudah mengirimkan suasana seperti ini. Apa maksudnya?? Aissh..
.
.
1 jam
2 jam
Hari semakin sore, seperti malam rasanya. Aku sudah menunggu lama di halte bus tapi kenapa bus tak kunjung datang? Bagaimana bisa Seoul, kota yang sangat ramai tapi tak ada satupun bus yang lewat? Hanya ada aku dan Sehun, tak ada orang lain. Hujan pun belum juga reda.
“Ah, tak mungkin kita seperti ini terus”, Sehun terlihat putus asa.
Mengambil payung, entah itu milik siapa..
“Eh, apa kau gila?”, aku mengernyitkan alisku. Benar-benar gila anak itu.
“Ayo? Lama-lama kita mati kelaparan disini. Kau mau disini sendiri, hah?”, Sehun sudah siap dengan payungnya. MWO?
“Hah? Maksud mu kita pulang jalan kaki?”,
“Ya sudah, kalau tidak mau”,
“Eh tunggu! Hmm.. Baiklah”, aku menuruti apa yang dikatakan Sehun.
Yaaa! Akhirnya kita pulang jalan kaki, ditemani sebuah payung dan hujan deras. Aku menggenggam tangan Sehun erat, aku sangat takut. Bunyi petir terus saja menggelegar tak kunjung henti. Berbeda sekali, Sehun terlihat sangat santai.
.
.
Di tengah perjalanan
Wuusssttt!
Angin berhembus kencang, menerpa payung yang kami bawa hingga payung kami terbang. Sontak Sehun memelukku.. MWO?? Apa yang dia lakukan? Di tengah-tengah hujan seperti ini.
“Aku tau kamu pasti takut. Maafkan aku telah melakukan tindakan konyol seperti ini. Aku hanya berusaha melindungi. Jangan perpikir yang bukan-bukan”,
DIAM!
Aku tak menjawab, aku tak menyangka. Sehun yang selalu menatapku sinis, tiba-tiba berubah menjadi Sehun yang sangat lembut.
Dia tetap memelukku, wajahku tersandar di dada nya. Tak dihiraukan, kami basah kuyup.
.
.
“Sehun? Mei?”,

TBC!
Otthoke readers? Jelek ya? Gaje ya? Mianhae.
Akan saya lanjutkan di chapter selanjutnya, Jangan lupa comment! Saran readers sangat membantu si chapter selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar