Jumat, 24 Agustus 2012

Fan Fiction EXO K - Only One Chap 3

Title     : Only One [ Chapter 3 ]
Author : Lee Ha Yoo ( @deeryehan218)
Link Acc Author
Casts    : Oh Se Hun             
Kim Joon Myun a.k.a Suho             
Qie Mei Yuan a.k.a Mei             
And other cast, You can find it by your self.
Length : Chapter,
seriesGenre  : Romance, friendship
Annyeong haseyo.. Kita ketemu lagi? *apadeh* Bagaimana, ff ini di chapter sebelumnya jelek ya? Tidak memuaskan kah? Hehe, sebenarnya ini ff awalnya mau saya buat oneshoot tapi ahirnya dibuat chapter.Langsung saja deh~Happy reading ^^~~~Review :Tampaknya.. aku mengenalinya. Aighhoo~~Ahhh...Sssss????~~~Ssss-sehun?? Jinjjayo??Apa namja itu benar Sehun? Oh Sehun, tepatnya? Lalu, noona di sebelah nya siapa? Apa dia pacar Sehun atau jangan jangan  tunangan nya?Aigho!Aku meliriknya, mereka tampak asyik mengobrol dan terlihat sangat cocok. Kenapa aku jadi begini? Apa aku benar-benar menyukai nya? Aisshh, jangan membohongi dirimu sendiri, Mei?Tapi kenapa dia tidak menyapa ku? Apa karena ada noona itu?Ahh, Lupakan!Tidak bisa!~~~[Sehun’s side]Sekelebat, sesosok wanita berjalan berlawanan arah dengan ku. Nampaknya aku tahu siapa dia? Coba aku pikir-pikir dulu?Hmm, bukannya dia Mei? Qie Yuan Mei tepatnya?Ah, terserah lah, dia tak menyapaku. Jadi apa gunanya aku menyapa nya terlebih dahulu kalau dia tak mengenaliku?..Aku terus berjalan menyusuri kota yang indah, kota yang sangat aku cintai bersama noona disebelahku. Dia adalah teman dekat ku sewaktu di Amerika, Park Gyuri namanya.Aku tak tau kenapa aku bisa sedekat itu dengannya, padahal aku bertemu dia sejak awal masuk kuliah. Itu berarti tidak terlalu lama bukan? Dia seperti yeoja-chinguku, tapi aku hanya menganggap nya sebagai teman dekat ku. *PHP dong?*Haha“Sehun, kau sedang melamun, hah?”, ucapnya mengagetkan ku.“Ah, aniya! Ayo kita kesana!”, aku merangkulnya menuju suatu tempat...~ Taman Kota ~Suasana hari ini sungguh indah, sangat menyenangkan.“Apa kau ingin sesuatu yang hangat?”, tanyaku pada Gyuri yang duduk disebelahku.“Hm, boleh. Aku ingin kopi hangat”,“Tunggu sebentar”,Beberapa menit kemudian..“Haha, silahkan diminum”, aku menyodorkan secangkir kopi hangat untuk Gyuri.“Ne, gomawo. Kau baik sekali Sehun-sshi”,Serasa terbang melayang, “Haha..”, aku hanya tertawa.Sikap ku yag cuek terutama pada seorang wanita masih menempel di diriku. Tapi aku berusaha tidak se-cuek dulu. Mengapa sifatku itu tidak bisa hilang??Angin berhembus.....Aku menutup mata Gyuri, “Kau tak apa?”, Belum sempat dia menjawab pertanyaanku, aku mengalihkan pandangan. Aku melihat sesosok perempuan yang hanya berdiri mematung. Siapa dia? Aku meliriknya...~~~[Mei’s side]DEG!Sesaat jantungku berasa mau keluar dari tempatnya (?).Aku melihatnya. Benar aku melihat nya dengan kedua mataku secara REAL.Benarkah mereka sedang... sedang menjalin kasih??Hatiku serasa teriris-iris. Oh God, apakah ini yang kau berikan padaku? Penderitaan yang tak pernah usai.Merogoh ponsel di celana ku, memencet beberapa angka..“Bisakah kita bertemu?”,“Baiklah”,Suho, sungguh aku membutuhkan mu sekarang. Datanglah.. Jebal??~~~[Suho’s side]Ada apa dengan Mei? Apakah terjadi sesuatu? Waeyo?Aku mengambil jaket yang tergantung di kamar ku, bergegas menuju tempat dimana Mei sekarang. Tapi dimana dia? Hari sudah mulai gelap, aku mencoba menuju taman kota....Benarkah dia di taman kota?Hanya lampu taman yang menerangi langkahku. Aku berlari sangat cepat. Aku mencarinya.Susah sekali. Dimana Mei?..Itu dia..“Mei?”, aku mendekatinya yang duduk sendiri. Mwo? Ada apa dengannya?“Mei? Waeyo?”, aku memanggil nya lagi. Tapi tak ada jawaban.Aku meraih tangannya, membuka kedua tangan nya yang menutupi seluruh wajahnya.“Mei? Waeyo? Kau baik-baik saja?”, setelah aku membuka kedua tangannya, nampak wajahnya dipenuhi oleh buliran air mata. Aku semakin mendekap nya. Kenapa dia?“Mei? Bicaralah... Ada apa?”, aku sangat panik. Kenapa dia menangis tersedu-sedu seperti ini?.HENING!.“Apakah kau tahu?”, akhirnya Mei berbicara meskipun aku tak mengerti maksudnya.“Tahu apa?”, jawabku bingung.“Apa kau tahu? Kenapa aku menangis?”,“Tidak, aku tak tau kenapa kau menangis seperti ini. Kalau kau belum cerita, aku nggak bakal tau dan mengerti kenapa kau menangis. Waeyo?”,“Gimana perasaan mu jika kau melihat orang yang kamu cintai sedang bersama orang lain?”,“Apa maksud mu?”, tanyaku heran.“Aigho! Aku benar-benar rapuh. Apa kau bisa membantuku? Tolong jawab dengan jujur pertanyaanku”,“Baiklah, kau mau bertanya apa?”,..“Siapa wanita yang bersama Sehun?”,“Mwo? Nuguya? Hmm, Park Gyuri kah??”, aku masih mengingat-ingat.“Siapa dia? Apa dia tunangan Sehun?”,“Tunangan? Hahahaha, jadi kau cemburu dengannya?”,“Sudahlah, ayo jawab! Apa susahnya sih jawab gitu aja?”,“Husssttt...”, menutup bibirnya dengan jari telunjuk ku. “Dia tidak ada hubungan sama sekali dengan Sehun”,lanjutku.“Aisshh, jangan bercanda! Ini serius!”,“Kalau nggak percaya, terserah kau. Nanti yang sakit juga kau sendiri”,“Apa maksud mu, hah?”,“Sudah, ayo pulang? Kau mau mati kedinginan disini?”, aku menarik tangan nya. Memaksanya untuk segera pulang.“Aissshhh...”, dia menurutiku,~~~[Sehun’s side]Pagi hari yang dipenuhi dengan alunan musik..Tok Tok Tok!“Masuk?”,“Suho hyung...”, ternyata Suho hyung. Ouhh... “Ada apa hyung?”,“Aku punya cerita menarik. Kau mau dengar?”, Suho hyung mendekatiku.“Cerita apa?”, tanyaku heran.“Hmm, benarkah kau mau mendengarkan cerita ku?”, tanya nya memastikan.“Ah, benar hyung”,“Tadi malam Mei menangis di taman kota, dia menanyakan Park Gyuri. Dia kira Gyuri adalah tunangan mu”, Suho hyung mulai menjelaskan.“So?”, aku menjawabnya singkat.“Aissh, respon mu sungguh tak enak. Yaaa berarti Mei suka padamu”,“Ah, maksud mu dia cemburu?”, tanyaku.“Yaaa benar.. Apa kau juga menyukai nya?”,“HAH? Hmm, aku tak bisa menjawab”, ~ ‘Apa?Aku menyukai Mei?Tidak mungkin!! Tapi sepertinya….’, batinku.“Ahh, jadi kau menyukai nya atau tidak?”, tatapan evil Suho hyung sama sekali tak membuatku puas (?)“Sudah ku bilang, Tidak!!”, aku mengalihkan pandanganku.“Jheongmal? Apa kau tak sakit hati jika orang lain menyukai Mei?”...Apa maksudnya? Orang lain menyukai Mei?“Sehunnie.. Aku ingin.. Tapi..”, Suho hyung tiba-tiba memelukku.“Tapi apa hyung??”, aku benar-benar bingung. Ada apa dengan Suho hyung? Berubahnya cepat sekali.“Mianhae sehunnie...”,...“Aku menyukai Mei”,DEG!..Apa yang Suho hyung ucapkan?Kenapa aku jadi begini? Tak seharusnya aku seperti ini mendengar ucapan Suho hyung tadi. Apa aku sebenarnya juga menyukai Mei, tapi Suho hyung berkata seperti itu.. Aissh, Sehun Pabbo!“Mianhae, aku sudah menyukainya sejak awal. Tapi aku tau perasaanmu dan Mei, tak mungkin aku menjadi pengganggu”,Kenapa aku jadi sedih begini?? Sehun, kau Pabbo sekali? Neomu Pabboya!“Hyung.. Ungkapkan perasaanmu pada Mei. Aku tadi sudah bilang bahwa aku tak menyukainya”,Sehun? Apa yang kau lakukan? Apa yang kau ucapkan?Mei.. Mianhae, aku mencintai mu. SARANGHAE!Suho hyung yang akan menjaga mu. Jheongmal mianhae... L~~~[Author’s side]Beberapa bulan kemudian...Sehun sibuk dengan persiapan pernikahannya dengan Park Gyuri. Yaaakk! Status Sehun sekarang adalah menjadi tunangan Park Gyuri. Sehun memang dijodohkan dengan Gyuri. Sehun tak bisa menolak. Suho menyukai Mei, jadi tak mungkin dia tega dengan hyung yang sangat disayangi nya. Alhasil, dia menikah dengan Gyuri....Akhirnya sampai di hari pernikahan Sehun.21 Juli 2012 ~~ Detik-detik Sehun mengungkapkan janji di depan pendeta ~~ ‘Mei, Jheongmal mianhae. Aku tak tau jika akan seperti ini.. Jheongmal mianhamnida’I pray no tears in your dreams I know you’ll fly high in your life~~~[Mei’s side]Tuhan.. Apa ini takdirku? Melihat pernikahan orang yang ku cintai di saat hari ulang tahunku? Apa ini memang benar-benar takdirku?Sehun, berbahagialah.. SARANGAHEYO!I pray no tears in your dreamsI know you’ll fly high in your lifeYou’re the only one..Aku meneteskan air mata diantara sekumpulan orang berbaju putih suci dalam pernikahan yang sangat sakral. Apa aku terlalu egois, menangis di sela-sela pernikahan Sehun? Tidak kan? Apa aku salah menangis saat orang yang aku butuhkan menikahi orang lain? Apa aku salah?SEHUNNNN.... APA KAU TEGA DENGANKU???...Setelah pulang dari pernikahan Sehun. Aku membuka sebuah surat di meja yang berada di depanku, tepatnya di taman kota, tempat favoritku.Dear my beloved Mei Aku tak bisa berbasa-basi. Jheongmal mianhae, aku se-tega ini dengan mu. Dibalik semua ini ada sebuah cerita kenapa aku menikah dengan orang lain. Aku sudah mengetahui semuanya. Suho hyung bercerita padaku bahwa kau menyukai ku. Lalu, Suho hyung berkata jika dia suka padamu. Saat itu, aku membohongi perasaan ku sendiri. Aku tak tega pada Suho hyung, aku sangat menyayanginya. Akhirnya ku putuskan untuk menikahi Park Gyuri.Oya, benarkah hari ini adalah hari ulang tahun mu? Saengil chukkahamnida~~Jheongmal mianhamnida, aku yakin kau akan bahagia tanpaku. Suho hyung akan menjaga mu, jangan khawatir! Saranghaeyo..Although this world tries to look at you with a small viewI can confidently say you’re the only one L  ~ END ~Otthoke? Membingungkan kah? Alur kecepeten? Duh, jheongmal mianhae..RCL ya??Bye? Annyeong... .__.

Fan Fiction EXO K - Only One Chap 2

Title     : Only One [ Chapter 2 ]
Author : Lee Ha Yoo ( @deeryehan218 )
Link Acc author
Casts    : Oh Se Hun
                Kim Joon Myun a.k.a Suho
                Qie Mei Yuan a.k.a Mei
                And other cast, You can find it by your self.
Length : Chapter, series
Genre  : Romance, friendship

Annyeong readers~ Saya kembali lagi membawa chapter selanjutnya. Mianhae, kalau ff ini terlalu gaje. No bashing, ne??
Langsung saja~
Happy reading ^^

~~~
Review :
Dia tetap memelukku, wajahku tersandar di dada nya. Tak dihiraukan, kami basah kuyup.
.
.
“Sehun? Mei?”,
~~~
{Sehun’s side}
Sungguh, ini tindakan konyol yang pernah aku lakukan sepanjang hidupku. Aku hanya melindunginya, tak ada maksud lain.
Suara yang tidak asing bagiku, ada yang memanggilku?! SUHO HYUNG?? Otthoke??
Mendengar suara itu, sontak aku melepaskan Mei, dia tampak sangat kedinginan. Brrrr!!
“Woy? Apa yang kalian lakukan? Kenapa kalian tidak pulang? Jangan..jangan.. Kalian? Aissh jinjja?!”, teriak Suho hyung dari dalam mobil.
Aku menghampiri Suho hyung, menggandeng Mei.
“Hyung, antarkan kami pulang! Nanti aku jelaskan”, volume suaraku harus ditambah karena gangguan bunyi hujan.
“Baiklah.. Ayo cepat masuk!”, Suho hyung membukakan pintu mobil, aku dan Mei masuk ke dalam mobil.
Wuusssstt!
Suho hyung mengantarkan kami ke rumah masing – masing.
.
.
~Esok harinya, hari Sabtu, di sekolah saat jam istirahat~
“Hey, apa kau sudah gila? Apa yang kau lakukan kemarin?”, Suho hyung mulai mengintrogasi diriku.
“Hyung, dengarkan aku. Aku tak bermaksud apa-apa.Kenapa kemarin kau meninggalkanku? Akhirnya ku putuskan untuk naik bus dan menunggu di halte bus. Tak ku duga ternyata Mei juga berada disana. Hampir 2 jam lebih kami menunggu bus, hujan pula. Ada payung seseorang, aku memakainya untuk pulang. Aku berjalan bersama Mei, tiba-tiba angin berhembus kencang, payung itu terbang. Aku tau Mei sangat takut, jadi aku mendekapnya. Apa itu salah?”, jelas Sehun panjang lebar.
“Tapi itu di tengah jalan, Sehun-ah? Apa kau tak malu? Kau itu ketua osis, mau ditaruh mana muka mu jika banyak orang melihat kejadian itu? Untung saja sepi dan aku juga segera datang. Kalau tidak, mau sampai kapan kau berpelukan seperti itu?”, Suho hyung mulai cerewet. “Apalagi kau basah kuyup, bagaimana jika kau sakit? Huh, reputasi mu hancur”, lanjutnya.
“Sudahlah, hyung tenang saja. Aku sama sekali tak menyukainya. Kejadian kemarin tak ada yang melihat. Gomawo, hyung sudah meninggalkanku kemarin hingga kejadian itu terjadi. Apa aku salah melindungi seorang wanita yang ketakutan?”,
“Ih, jadi kau senang dengan kejadian kemarin? Dan kenapa tiba-tiba kau lembut terhadap perempuan, hah?”,
“Hmm.. Mollayo. Tidak juga!”
“Aisshh, kau ini..”,
“Hyung...”,
“Hmm?”,
“Aku bingung dengan hatiku sendiri”,
“Hah? Ada apa sih?”,
“Ada suka dan tak suka nya dengan kedatangan Mei”,
“Mwo? Maksud mu?”,
“Ah, sudahlah.. Abaikan!Percuma hyung juga nggak bakal ngerti”,
“Heh? Kau pikir aku ini bodoh, hah? Kalau memang aku bodoh, kenapa banyak cewek yang mengejarku?”, Suho hyung pede nya badai. Haha
“Ihh.. Pede banget sih?”,
“Jelas lah... Suho gitu. Hahaha”,

~~~
{Author’s side}
Akhirnya, bel pulang sekolah berbunyi. Anak – anak berhamburan keluar kelas. Hari ini, Sehun dan kawan-kawan akan melakukan observasi bersama.
Telah diputuskan, observasi dilakukan di taman kota. Tapi keputusan itu tidak dilaksanakan, hasilnya, observasi dilakukan di rumah Sehun.
.
.
Jam menunjukkan pukul 3 sore, semua sudah berkumpul di rumah Sehun. Observasi pun dimulai.
Baby don’t cry tonight... (?)
Selama observasi, ponsel Sehun selalu berdering. Sehun berusaha cuek, tapi tetap saja puluhan sms dan telpon selalu mengganggu. Hal ini tidak hanya terjadi pada hari itu tapi setiap hari.
“Heh? Kau ini bisa lebih profesional gak? Bikin tugas malah asyik main ponsel?”, bentak teman sekelompok Sehun.
“Memangnya kau pikir aku anak muda yang suka sms-an apa?”, sahut Sehun. Nampaknya Sehun tak rela dirinya dikatakan seperti itu.
“Trus kenapa ponsel mu selalu bunyi? Itu artinya kan dirimu asyik main ponsel?”,
“Kau bisa tidak sedikit menjaga omongan?”, Sehun sedikit emosi.
“Huussstt.. Sudahlah”, ucap Suho tiba-tiba.
“Sudah terbukti, kau yang salah. Mengerjakan tugas malah sms-an”,
“Hey?Lihat ini??!! Apa itu, hah? Kau pikir aku yang sms?”, Sehun melemparkan ponsel miliknya.
Setelah dilihat, ternyata nomor tak dikenal yang selalu sms bahkan menelpon. Biasalah, Sehun adalah namja yang paling digandrungi kaum wanita muda.
“Apa? Kau mau bicara apa lagi? Sudah terbukti kan dirimu yang tidak profesional?”, emosi Sehun mulai meningkat.
.
.
“Stop!!!!! Bisa diam gak? Kalau kayak gini terus kapan tugas nya selesai, hah?”, teriak Mei berkobar-kobar.
Semua terdiam seketika. HENING! Hati nya mulai panas karena pertengkaran tadi. “Sini, mana ponselnya?”,
“Hey? Apa maksud mu? Mengambil ponsel orang tanpa izin?”, sahut Sehun.
“Kau mau dihukum karena tugas kita belum selesai akibat ulah mu, hah?”, balas Mei yang tak kalah emosi.
“Jadi kau menyalahkan ku, hah? Okay, kerjakan sendiri tugas ini!”, berjalan meninggalkan teman-temannya.
“Sehun?? Tunggu dulu”, teriak Suho mengikuti Sehun.
Suho berusaha menenangkan Sehun dan berhasil. Setelah beberapa lama, Sehun mau bergabung lagi.

~~~
{Mei’s side}
~Esok harinya di sekolah~
“Memang pantas seorang ketua osis bertingkah laku seperti itu?”, aku mendekati Sehun yang asyik membaca buku di taman sekolah.
“Memang urusan mu?”, balas Sehun tanpa mengalihkan pandangan dari sang buku. Huh, anak ini!
“Tidak ada jiwa kepimimpinan sama sekali. Mungkin mereka memilihmu karena kelebihan fisik mu”, sindir ku.
Sehun tak menjawab. Sudah bisa ditebak, wajahnya mulai kesal.
“Oh jadi gitu, sang ketua osis yang sama sekali tidak profesional”, lanjut ku.
“Berani-berani nya kau?”, membanting buku yang sedari tadi dibacanya.
“Apa? Kenapa aku takut pada ketua osis yang tidak tau diri?”, jawabku santai.
AARRRGGHHH!
“Bukan urusan mu. Semuanya akan terjawab nanti”, berlari meninggalkan ku.
“Huh, Dasar!!”,

~~~
{Sehun’s side}
~Satu tahun kemudian..~
.                           
.
Akhirnya, aku bisa lulus dari sekolah ini. Kenangan indah dan buruk sudah aku jalani selama menimba ilmu disini.
“Suho hyung, “, panggilku setelah Graduation Ceremony.
“Hmm, waeyo?”, jawabnya.
“Kau sudah tau kan setelah ini aku mau kemana?”,
“Sehun, apa kau tega meninggalkanku? Sudah lama kita bersama, apa kau tega? Apa kau benar-benar mau meninggalkanku?”, Suho hyung memelukku.
“Hyung, bukan itu yang ada dipikiranku. Aku tidak bermaksud untuk meninggalkan mu, hyung”, aku memelukknya erat.
“Apa maksud mu tak ingin meninggalkan ku? Kau mau melanjutkan kuliah di Amerika kan? Itu berarti kau meninggalkanku, Sehun-ah”,
“Hmm, itu keputusan appa dan memang aku ingin melanjutkan study ku hingga aku sukses. Mianhae hyung. Tenang saja, nanti aku selalu mengirimkan kabar untuk hyung”,
“Sebenarnya aku tak rela kau pergi meninggalkanku. Tapi jika itu yang terbaik untuk mu, aku selalu mendukung mu”,
“Saranghae~”,
“Nado saranghae~”,

~~~
{Mei’s side}
Sudah lama juga aku tak bertemu dia, kenapa tiba-tiba aku rindu? Apa jangan-jangan? Apakah iya rasa benci itu berubah menjadi....
C I N T A?
Jinjjayo? Ah, tidak mungkin.
Tunggu dulu!
Tapi aku rasa benar.. Aighoo~ Jheongmal pabboya!
4 tahun lamanya aku tak bertemu dengan sosoknya lagi, namja yang paling menyebalkan bagiku, siapa lagi kalau bukan Sehun. Entah kenapa dulu aku sangat membenci nya, sikapnya yang sok segalanya membuatku muak.
Tapi sekarang..
Ah aniya!! Kenapa aku bisa memikirkan hal itu? Tidak mungkin, tidak mungkin.
Mei, jangan bodoh! Itu tidak mungkin!
.
.
.
Aku menunggu jam kuliah di tempat biasa. Yaa! Di kedai teh dan kopi dekat kampus.
“Mei? Sedang apa kau disini?”, seseorang menepuk pundakku. Ah, ternyata Suho.
“Aku hanya menunggu jam kuliah. Kau sendiri?”, balasku.
“Sama aku juga. Boleh aku duduk disini?”,
“Tentu saja boleh, Silahkan”,
.
.
Aku dan Suho memang satu kampus ‘Kyunghee University’ tapi berbeda fakultas. Tetapi kami masih sering bertemu. Dialah yang sekarang menjadi teman dekatku. Teman yang selalu membantuku dalam segala hal.
“Hmm, apa aku boleh bertanya sesuatu?”, tanyaku tiba-tiba.
“Kau ingin bertanya apa?”, jawab Suho.
“Hmm.. Apa kau mendapat kabar dari.. hmmm.. dari Sss-sehun?”, aku sedikit canggung mengatakan nama ‘Sehun’.
“Uhuk.. uhukk...”, Suho kaget setelah aku mengatakan hal itu. Apa yang aku pikirkan terjadi juga.
“Sehun? Kenapa kau menanyakan dirinya? Apa….?? Hmm??”, dia tampak curiga.
“Aku juga bingung, akhir-akhir ini aku selalu memikirkannya. Bagaimana? Apa dia baik-baik saja?”, aku ingin curhat pada Suho.
“Hmm.. Dia baik-baik saja. Kemarin dia bilang di video call kalau dia mau berlibur di Korea”, jelas Suho yang sontak membuatku berbinar-binar.
“Jinjjayo?? Gomawo..”, aku memegang tangan Suho pertanda aku sangat gembira.

~~~
{Sehun’s side}
Akhirnya berlibur juga.. dan aku bisa kembali lagi ke negara tercinta ku – Korea Selatan, tepatnya di kota Seoul.
Setelah sampai di Korea, langsung saja aku menemui sahabat ku tercinta, siapa lagi kalau bukan Suho hyung.
“Suho hyung!  Jheongmal bogoshipoyeo!”, aku berlari dan memeluk Suho hyung.
“Nado bogoshipoyeo”, dia mengelus-elus rambutku. “Bagaimana keadaan mu? Kau baik-baik saja kan?”, sambungnya.
“Seperti yang hyung lihat. Aku baik-baik saja. Bagaimana dengan hyung?”,
“Aku juga baik. Hmm, oh iya. Beberapa waktu lalu Mei menanyakan keadaan mu. Aku bilang kalau kamu mau balik ke Korea. Nampaknya dia sangat gembira setelah aku berkata seperti itu”,
“Mei? Hmm?”, aku mencoba mengingatnya. “Oh, noona yang dulu pindahan dari China itu?”,
“Iya benar. Aku sekarang satu kampus sama dia, aku semakin dekat dengannya”,
DEG!
‘Dekat?’, batinku.
“Ah, dia... Dia.. Apa dia tidak ingat kejadian itu?”, ucapku tiba-tiba.
“Mwo? Ada apa?”, tanya Suho hyung kaget.
“Aniya hyung~”,

~~~
{Mei’s side}
Aku berjalan keliling kota ketika gerimis datang. Itu tidak menjadi halangan bagiku untuk sekedar berjalan-jalan mencari hawa yang bisa menyejukkan hati.
Memasang headphone di kedua telingaku, berjalan mengikuti alunan lagu yang santai.
.
.
Seorang namja berjaket hitam tebal berjalan berlawanan arah denganku.
Tampaknya.. aku mengenalinya. Aighhoo~~
Ahhh...
Sssss????

TBC
Otthoke? Ribet ceritanya? Gaje?
Tunggu saja kelanjutannya.. Hehe
Jangan lupa comment ya? No bashing!
Kali ini saya akan posting 2 chapter sekaligus karena keterlambatan saya ngelanjutin ff ini.. okeh??

Fan Fiction EXO K - Only One Chap 1

itle     : Only One [ Chapter 1 ]
Author : Lee Ha Yoo ( @deeryehan218 )
Link Acc Author
Casts    : Oh Se Hun
                Kim Joon Myun a.k.a Suho
                Qie Mei Yuan a.k.a Mei
                And other cast, You can find it by your self.
Length : Chapter, series
Genre  : Romance, friendship

Annyeong haseyo, chingudeul.. *bowbarengSuho*
FF ini terinspirasi dari lagu B1A4 – Only One. Hohoho. Saya sarankan sambil mendengarkan lagu Only One saat membaca ff ini. Hiks..
Udah deh~
Happy reading .__.

~~~
Cry when you want to cry.
Don’t purposely hold in your sadness.
I’ll embrace you so that you can smile again.
When you’re tired, I’ll lend you my shoulder so that you can rest for a bit.

I pray no tears in your dreams.
I know you’ll fly high in your life.

~~~
Aku terpaku, entah kenapa ketika aku melihat dirinya yang berjalan didepanku aku terdiam dalam hehing hatiku. Entah ada makhluk apa yang telah membuatku seperti ini. Wussttt (?)
“Sehun-ah??”
Teriak seorang namja yang suaranya sangat aku kenali. Tapi aku tak menggubris panggilannya, aku tak mengeluarkan sepatah kata pun. Aku terlalu asyik memandangnya. Pandangan aneh yang aku keluarkan. Entahlah~
“Woy? Jangan melamun!”, Suho, sahabatku, menepuk pundak ku dari belakang.
“Ahh.. Aku tau! Kau sedang melihat noona itu kan. Jangan..jangan! Hayoo?”, godanya.
Aku menghentikan lamunan ku, “Jangan..jangan apa? Aisshh kau ini.. Kajja!”, aku merangkul sahabatku menuju ruang kelas.

~~~
{Author’s side}
Oh Se Hun, namja paling terkenal di sekolahnya ‘Daegu Science High School’. Tidak diragukan lagi, dia memang tampan, cerdas, berasal dari keluarga kaya nan terpandang di Korea Selatan. Semua warga sekolah pasti mengenalnya, tak ada yang tak mengenalinya. Appa-nya merupakan pemberi donatur terbesar di sekolah Sehun. Perlakuan baik selalu diberikan untuk Sehun ketika di sekolah.
Kim Joon Myun a.k.a Suho, sahabat karib Sehun. Bisa dibilang, orang tua mereka juga sahabat. Mereka adalah sahabat sejak kecil sampai sekarang.

~~~
{Mei’s side}
Aku berjalan menyusuri sekolah baruku. Baru saja aku menginjakkan kaki disini, atmosfir kedamaian membuatku merasa betah bertahan disini. Bangunan nya sungguh megah, Tapi... MWO?? Kenapa dia memandangku seperti itu? Apa maksud namja itu? Aisshh...
Aku sedikit menunduk melanjutkan langkahku, mencoba untuk selalu tersenyum kepada orang-orang di sekitar ku. Tak ada yang ku kenali. Sampai akhirnya aku berada di depan pintu kelas.
“Ahh.. Kajja! Ayo masuk”, ajak songsaengnim tersenyum ramah.
“Ne..”,
Aku selalu menunduk, muka – muka asing yang tak pernah aku kenali. ‘AIGHOO!! Kenapa namja itu selalu memandangku dengan tatapan sinis tapi lembut? Ah, mollayo!’, batinku sembari berjalan menuju songsaengnim.
“Perkenalkan dirimu”, pinta songsaengnim.
“Ne.. ~ Annyeong haseyo Qie Mei Yuan imnida. Saya dari China. Kalian bisa memanggil ku Mei. Saya pindah ke Korea karena ayah saya memiliki tugas di Korea. Bangapseumnida. Ghamsahamnida”,
“Ohhh....”, serentak semua anak di kelas.
“Hmm, Qie Mei Yuan, kalian bisa memanggil nya Mei. Mei berasal dari ‘Changsa High School’. Baiklah,Mei, kamu bisa duduk di bangku sebelah Sehun”, songsaengnim menunjukkan bangku kosong.
“Ne, ghamsahamnida songsaengnim”,

~~~
{Sehun’s side}
Mwo? Kenapa harus ada bangku kosong di sebelah ku? Kenapa dia duduk di sebelahku?
Aku melirik ke arah nya..
DEG!

Dia juga melirikku?? Apa-apaan ini?
DAG DIG DUG!
Aku segera mengalihkan pandanganku.
“Baiklah anak-anak, kita mulai pelajarannya”
.
.
~ Jam istirahat ~
“Sehun-ah! Aissh, kenapa kau tidak menungguku”, Suho memanggilku.
“Bisa tidak kau bersikap sedikit dewasa?”,
“Ne..”,
“Ayo ikut aku...”, ajakku.
“Kemana?”,
“Sudahlah, ikuti saja aku”
.
.
Kenapa hatiku seperti ini? Sungguh aku tak mengerti. Apakah ini...? Ah, Aniya! Bukan.. Tidak mungkin.
Aku mengajak Suho hyung, sahabatku, ke perpustakaan sekolah.
“Hyung, apa kau tau?”, memecah keheningan yang terjadi diantara kami.
“Tau apa maksud mu?”, balas Suho hyung yang masih asyik dengan buku dihadapannya.
“Noona itu..”,
“Noona? Nuguseoyo? Kau sungguh aneh hari ini, waeyo?”, tampaknya Suho hyung sedikit kesal denganku.
‘Ah, tidak mungkin aku membicarakan masalah ini kepada Suho hyung. Semua orang tau aku bukanlah tipe orang yang seperti itu. Aisshh...’, batinku dalam hati.
“Ah, aniya hyung. Abaikan saja.. Lanjutkan saja membaca mu”, lanjutku.
“Kau ini sungguh aneh.. Hmm, baiklah”, Suho hyung melanjutkan kesibukaan membaca nya.

~~~
{Mei’s side}
“Hey”, panggil seseorang dari belakang ku.
“Ne”, jawabku. Aku menatapnya, dia tersenyum ramah.
“Boleh kita berkenalan?”,
“Tentu saja boleh. Qei Mei Yuan imnida, kamu bisa memanggilku Mei. Bangapseumnida”, aku tersenyum ramah. ‘Dia manis sekali. Haha’, batinku.
“Park Hara imnida. Panggil saja Hara. Nado bangapseumnida. Hmm, maukah kau berteman denganku?”,
“Dengan senang hati, aku mau berteman denganmu”, aku merangkul pundaknya. Ah, aku terlalu senang hari ini. Hara juga satu kelas denganku. Mungkin kita bisa lebih dekat lagi.
Ketika kami asyik berjalan sambil mengobrol, mencoba lebih dekat satu sama lain..

BRUKK!

Seorang namja menabrak ku. Namja itu? Kenapa dia lagi? Waeyo?
Tatapan itu... Kenapa dia selalu menatap ku seperti itu? Apa dia tak menyukaiku?
“Sehun-ah, kau tidak apa-apa?”, tanya seorang namja disebelahnya dan membantu untuk berdiri.
“Ne, tidak apa-apa hyung”, jawabnya.

“Kau tidak apa-apa? Mianhae atas kecerobohan temanku”, ucap namja manis disebelahnya.
Kenapa malah namja ini yang minta maaf?? Dia kan yang menabrakku, seharusnya dia yang minta maaf. Dasar pabbo!!
“Sehun-ah?? Ayo minta maaf?”,menatap teman disampingnya yang masih saja menatapku sinis.
“Oh.. eh, jheongmal mianhae”, akhirnya dia tersadar juga. Huhh, sungguh menyebalkan.
“Ne, gwenchana”
“Ohh.. Suho imnida. Kita satu kelas, ne? Selamat datang di sekolah ini. Saya harap kamu senang disini”, tanpa aba-aba namja manis itu memperkenalkan diri dengan semangatnya.
“Ne, aku yakin kalian sudah mengenalku. Hehe. Mei imnida. Gomawo atas ucapannya”, aku membalasnya dengan tersenyum.
“Hey? Ayo kenalkan dirimu?”, menyenggol temannya yang sedari tadi hanya berdiri mematung. AIGHOO! Namja ini apa benar-benar tidak menyukai ku? Namja yang selalu menunjukkan wajah datar nya tanpa ekspresi apapun.
“Hmm.. Sehun imnida. Bangapseumnida”, tetap tanpa ekspresi, hanya sedikit membungkuk. Dasar namja tak tau diri! Ohh, jadi namanya Sehun??
“Ne, nado bangapseumnida”, balasku.
~~~
{Author’s side}
~Bel masuk berbunyi~
Anak – anak “Daegu Science High School” yang notabennya adalah perkumpulan anak – anak cerdas tampak sangat disiplin. Setelah mendengar lonceng berbunyi, anak-anak berhamburan menuju kelas masing – masing dilanjutkan songsaengnim yang juga tak kalah rajin.
Sekolah ini sering sekali membawa mendali kejuaraan dari berbagai macam perlombaan, baik akademik maupun non-akademik. Tak bisa dibayangkan bagaimana kepandaian siswa-siswi nya..
.
.
Biologi, mata pelajaran yang sedang diajarkan di kelas Sehun dan kawan-kawan. Hari ini songsaengnim memberi tugas observasi dan membagi beberapa kelompok. Ternyata dan memang benar Sehun, Suho, Mei, Hara dan 2 anak lain tergabung dalam satu kelompok. Tugas mereka adalah observasi mengenai organ-organ ikan.
~~~
{Sehun’s side}
Apa aku tidak mimpi? Aku menepuk pipiku. Aissh, kenapa aku sekelompok dengannya? Kalau aku bisa mengelak, aku tak mau sekelompok dengannya. Tapi keputusan sudah bulat. Aighoo!!
“Baiklah.. Kapan kita bisa memulai observasi nya?”, ucap Suho hyung diantara kami ber-6 yang berkumpul di taman sepulang sekolah.
“Bagaimana kalau besok minggu?”,
“Kalau minggu aku tidak bisa, bagaimana kalau kamis saja?”,
“Ah, aniya! Hari selasa saja, kita kan di sekolah agak free. Otthoke?”,
“Stop!! Daripada kalian beradu argumen yang tidak penting. Kita putuskan untuk hari sabtu saja. Berkumpul di taman kota jam 3 sore. Otthoke?”, Yaakk! Ucapku seketika di sela-sela adu argumen.
“Ide yang berlian”, Suho hyung mengacak-acak rambutku.
“Baiklah...”,
.
.
Suho hyung tidak pulang bersama denganku. Biasanya kami berdua naik mobil bersama. Pagi hari, dia yang memutuskan untuk naik bus saja untuk ke sekolah. Aku menurutinya, tapi kenapa sekarang dia meninggalkanku?? Mungkin Suho hyung ada urusan. Aku memaklumi nya, karena dia mengikuti banyak organisasi.
Aku menunggu di halte bus. Aissh, kenapa tiba-tiba mendung?? Hatiku tak karuan. Aku tak mengerti mengapa aku seperti ini. Sebelumnya, aku tak pernah merasakan hal ini. Sungguh aneh~
Disampingku, Yakk! Tepat sekali di sebelahku, noona itu, ‘Mei’ duduk di sebelahku. Yaa benar sekali, dia juga menunggu bus.
Hening diantara kami berdua ditemani suara petir yang menggelegar.
Bruussstt!
Hujan turun dengan lebatnya, hembusan angin menyapu seluruh debu yang usai berterbangan di tengah-tengah kota.
Aku melirik Mei, dia tampak kaget dan kedinginan. Rasa canggung menghantui kami, apa iya aku harus mengeluarkan kata dulu?
“Hey? Apa kau takut?”, AKHIRNYA, aku memecah keheningan yang telah kami buat.
“Aniya, aku biasa-biasa saja. Apa kau juga menunggu bus?”, jawabnya. Mwo? Jinjjayo? Ternyata dia mau menjawab pertanyaanku.
“Ne, aku menunggu bus. Aku pikir jam segini apa ada bus?”,
“Ditunggu saja dulu”

~~~
{Mei’s side}
Sehun melepas jaket nya. Kenapa dia melepas jaket saat dingin seperti ini? Aku menggigil, sedikit kedinginan yang ku rasakan.
.
.
MWO?? Dia menelangkupkan jaketnya di pundakku? Apa tidak salah??
“Bagaimana? Tidak begitu dingin lagi kan?”, ucapnya tersenyum.
“Eh.. Hmm, aniya! Tapi bagaimana dengan kau?”,
“Tenang saja, aku tidak masalah. Rumah mu dimana?”,
“Di perumahan permata. Kau sendiri?”,
“Oh, sama aku juga di perumahan permata”,
“Wah, berarti kita satu jalur?”,
“Hehe iya..”
.
DARRR!!
Suara petir menggema..
KLUP! (?)
Sontak aku memeluk Sehun. Bagaimana bisa? Itu refleks, tidak ada maksud lain. Sungguh!
“Jangan mencari kesempatan. Jangan tinggi hati dulu”, ucap Sehun tiba-tiba.
“Eh, sejak kecil aku takut petir”, memejamkan mataku dan masih memeluk Sehun.
“Sudah selesai, noona..” ~~ Aku mendongak ke wajah Sehun, dia tersenyum. Aighoo~ Naega Baboraseo!!
“Hmm, mianhae”, melepaskan pelukanku.
Tuhan! Terima kasih, kau sudah mengirimkan suasana seperti ini. Apa maksudnya?? Aissh..
.
.
1 jam
2 jam
Hari semakin sore, seperti malam rasanya. Aku sudah menunggu lama di halte bus tapi kenapa bus tak kunjung datang? Bagaimana bisa Seoul, kota yang sangat ramai tapi tak ada satupun bus yang lewat? Hanya ada aku dan Sehun, tak ada orang lain. Hujan pun belum juga reda.
“Ah, tak mungkin kita seperti ini terus”, Sehun terlihat putus asa.
Mengambil payung, entah itu milik siapa..
“Eh, apa kau gila?”, aku mengernyitkan alisku. Benar-benar gila anak itu.
“Ayo? Lama-lama kita mati kelaparan disini. Kau mau disini sendiri, hah?”, Sehun sudah siap dengan payungnya. MWO?
“Hah? Maksud mu kita pulang jalan kaki?”,
“Ya sudah, kalau tidak mau”,
“Eh tunggu! Hmm.. Baiklah”, aku menuruti apa yang dikatakan Sehun.
Yaaa! Akhirnya kita pulang jalan kaki, ditemani sebuah payung dan hujan deras. Aku menggenggam tangan Sehun erat, aku sangat takut. Bunyi petir terus saja menggelegar tak kunjung henti. Berbeda sekali, Sehun terlihat sangat santai.
.
.
Di tengah perjalanan
Wuusssttt!
Angin berhembus kencang, menerpa payung yang kami bawa hingga payung kami terbang. Sontak Sehun memelukku.. MWO?? Apa yang dia lakukan? Di tengah-tengah hujan seperti ini.
“Aku tau kamu pasti takut. Maafkan aku telah melakukan tindakan konyol seperti ini. Aku hanya berusaha melindungi. Jangan perpikir yang bukan-bukan”,
DIAM!
Aku tak menjawab, aku tak menyangka. Sehun yang selalu menatapku sinis, tiba-tiba berubah menjadi Sehun yang sangat lembut.
Dia tetap memelukku, wajahku tersandar di dada nya. Tak dihiraukan, kami basah kuyup.
.
.
“Sehun? Mei?”,

TBC!
Otthoke readers? Jelek ya? Gaje ya? Mianhae.
Akan saya lanjutkan di chapter selanjutnya, Jangan lupa comment! Saran readers sangat membantu si chapter selanjutnya.

Minggu, 05 Agustus 2012

Fan Fiction Fame - Oh Baby, please be mine!


 
Title:
Oh Baby, please be mine!
Genre:
Romance, fluff
Length:
One Shot
Cast:
*Alexander Tan



*Nattasha Nauljam

*Reggy Alexander


Author:
@Yuliyt_ admin of @NCiousFAME_SMG

DISCLAIMER:
“Cerita ini hanya karangan dan fiktif belaka, kalau readers suka boleh kog dicopy or di save tapi dilarang keras mengaku karya ini milik kalian, tinggalkan coment bagi readers yaa ini semua buat kemajuan cerita author, please, don’t be silence readers…Happy Reading readers ^^..”
*Natta P.O.V*
Malam kian larut hembusan angin seraya menusuk tulang-tulangku, nada nyanyian angin menjadi teman setiaku di kala malam seperti ini. Entah karna apa aku begitu suka menyendiri seperti ini, malam dimana cuaca tak sedikitpun bersahabat. Sesekali aku melihat sekeliling taman di halaman belakang rumahku yang nampak begitu sunyi, akupun mempertemukan kedua telapak tanganku dan menggosoknya berlahan hmmm terasa sedikit hangat. Tiba-tiba bayangan seseorang yang berlutut dihadapanku dan menggenggam erat kedua tanganku hingga terasa hangatpun muncul.
“Jaga dirimu, jaga kesehatan dan tetaplah jadi yang terbaik.”Ucap pemuda berparaskan malaikat itu, dia adalah Reggy Alexander atau kerap disapa Xander. Xander yang begitu sangat sangat aku cintai, tak sedikitpun bayanganya menghilang dalam benakku dalam kurun waktu yang panjang ini. Aku pun mengangguk dan menarik sedikit bibirku tanda bahwa aku mulai tersenyum melihat kehadirannya dihadapan ku. Akupun melepas genggaman tangan kanannya yang nampak begitu dingin, dengan berlahan aku berusaha untuk menyentuh pipinya. Hhhssshhhhhhh, hilang? sesosok Xander yang tadi dihadapanku tak aku temukan.
“Xander.. Xander.. Xander..”panggilku lirih sembari melihat sekeliling. Akupun menyandarkan tubuhku dibalik pohon, dan berlahan akupun duduk diatas rerumputan jepang itu.
“Kenapa seperti ini? Hanya karna long distance semua berubah. Apa tak sedikitpun kau mengingatku?”
Batinku begitu lirih, tak kusangka cairan beningpun menetes tiada henti mengaliri pipiku, ku sembunyikan wajahku dikedua lututku dan kupeluk begitu erat lututku. Sejenak akupun mengangkat kepalaku dan menyandarkannya dipohon ku ingat kenangan manis kita dimasa lampau. Masa dimana kau dan aku bersama, tersenyum bersama, belajar bersama meski kita rival untuk mendapatkan juara kelas, berbagi kesedihan bersama, namun itu begitu lampau empat tahun sudah terlewati, kini aku murid SMA, perpindahan kau dan keluargamu empat tahun lalu menyisakan kepedihan untukku. Akupun menghapus air mata yang sedari tadi tak berhenti menetes ketika ku mengingatmu.
“Aku harus bangkit, aku tak mau kau selalu menjadi bayangan ku untuk melangkah, masa lalu menghambat jalanku. Saat ini kau tlah bahagia dengan kehidupanmu dan bahkan tak sedikitpun kau mengingatku. Good bye my sweet moment, Xander please don’t stay in my heart again cause I’ll learn to forget all about you.”
Akupun bangkit dari tempatku duduk, memandang langit dan menikmati dinginnya malam. Sejenak ku pejamkan mata, hanya angin yang kurasakan. Ku pun memutar sedikit tubuhku  dan berlahan berjalan kembali ke Rumah, ku pun kembali ke Kamarku dan menjatuhkan tubuhku keranjang memandang langit-langit  kemudian berdo’a, ku tarik selimutku dan berharap ketika ku membuka mata nanti aku dapat memulai hidup baruku tanpa bayanganmu, Xander.
*Natta P.O.V end*
***
Malam pun berganti pagi, kini Natta tlah memulai aktifitas di SMA nya sebagai siswi kelas X.1. Di taman sekolah dia sedang sibuk menata kertas print hasil karya tulisanya berupa cerpen yang berjumlah 21 lembar, dan ia selipkan di kamus Bahasa Inggrisnya, kemudia ia beranjak pergi dalam berjalanan ia masih sibuk mengecheck kertas-kertas tadi ia selipkan.
“brukkkkk…”Tiba-tiba ia pun bertabrakan dengan seseorang, ia pun terjatuh, dan malangnya kertas-kertas tadi berhamburan.
“Maaf, aku tidak sengaja.”Ucap pemuda bersuara nyaring itu meminta maaf, kemudian membantu memungut kertas yang bertebaran.
“Ini.”Ucap pemuda itu menyodorkan kertas milik Natta dan melepas headset yang tadi menyumpal telinganya.
“Terima kasih.”Jawab Natta singkat kemudian pergi.
***
Malam harinya di meja belajar Natta nampak begitu kelabakan mencari sesuatu, ia mencari kertas cerpennya halaman no.7 yang tidak ada padahal tadi pagi masih begitu lengkap. Ia pun mengobrak-abrik seisi tasnya namun tak ia temukan, sejenak ia pun berfikir apakah kertas itu hilang saat ia bertabrakan dengan salah satu siswa tadi di taman, karena waktu tlah menunjukan pukul 23.00 ia memutuskan untuk tidur dan mencari kertas itu esok hari.
Pagi harinya setelah jam pelajaran pertama, kedua,dan ketiga usai ia memutuskan untuk bergi ketaman. Ia pun mencari kertas itu di sekeliling taman sekolash namun tak ia temukan. Ia pun merasa lelah dan duduk lesu dibangku taman sekolah.
“Apa ini yang kau cari?”Tanya seorang pemuda pada Natta sembari menyodorkan selembar kertas kemudian duduk disamping Natta, Natta melihat dengan seksama selembar kertas itu dan tersenyum semringah melihat kertas yang ia cari akhirnya dia temukan, Ia mengucapkan terima kasih pada pemuda itu yang ternyata dia adalah pemuda yang bertabrakan dengannya kemarin.
“Terma kasih.”
“Iya sama-sama, siapa namamu?”Tanya pemuda itu.
“Natta, kamu?”Balas Natta kemudian bertanya.
“Alextan XI.1.”Jawabnya singkat dengan menikmati music lewat earphone yang ia pakai.
“Kakak suka music?”Tanya Natta.
Music is my soul.”Ucapnya sembari tersenyum.
“Bisa kakak nyanyikan sedikit apa yang sedang kakak dengarkan!”Pinta Natta.
Never mind, I’ll find someone like you I wish nothing but the best for you too don’t forget me, I beg I remember you said sometimes it last in love but sometimes it hurts instead, sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead yeeahh
Mendengarkan sepotong lagu yang dinyanyikan oleh Alex, Natta Nampak begitu sedih. Alexpun memusatkan pandangannya kepada Natta.
“Kenapa sedih? Oh ya, sempat aku membaca kertas itu kalau tidak salah seseorang  yang tidak bisa melupakan mantan kekasihnya bukan? Apa itu kau?”Tanya Alex.
“Mungkin.”Jawab Natta singkat. Alex menyerongkan tubuhnya sedikit dan melepas earphone MP4nya yang kemudian ia pasangkan di telinga Natta, Natta pun memandang Alex penuh kebingungan.
“Music akan membuat mu lebih baik.”Ucap Alex kemudian beranjak dan meninggalkan Natta di bangku taman sekolah, sejenak setelah ia beberapa  melangkah ia membalikkan tubuhnya dan melihat Natta dari jauh.
“Sebenarnya seperti apa kamu.”Batin Alex kemudian berbalik dan menuju kelasnya.
***
Di Rumah Natta Nampak menikmati lagu-lagu yang ada di MP4 milik Alex, dan benar seperti apa yang diucapkan oleh Alex music membuat perasaannya menjadi lebih baik.

Pagi harinya, pada saat jam istirahat pertama Natta mencari keberadaan Alex untuk mengembalikan MP4 miliknya. Mulai dari taman sekolah, perpustakan, dan di setiap sudut koridor sekolah namun tak ia temukan. Ia pun memutuskan untuk mencari Alex di Kelasnya.
“Maaf, apa kak Alex ada?”Tanya Natta pada salah satu siswa kelas XI.1.
“Tidak, saat jam istirahat seperti ini dia lebih suka tidur di tempat yang tenang.”Jelasnya.
“Tenang? Kalau boleh tau dimana itu?”Tanya Natta lagi.
“Tangga lantai 3 sebelah kanan yang sudah tak terpakai itu, dia biasanya kalau tidak tidur sembari mendengarkan music, ya melihat keadaan SMA lewat sana.”Jelasnya lagi.
“Oh oke, terima kasih. Permisi.”Ucap Natta sembari membungkukkan tubuhnya kemudian pergi menuju tangga lantai 3 yang tlah tak terpakai itu.

Di tangga lantai 3, Natta melihat Alex yang tertidur.
“Kak Alex?”Panggilnya lirih membangunkan Alex.
“Ehh kau Natta? Ada apa? Kog kamu bisa tau tempat ini?”Tanya Alex.
“Ini aku mau mengembalikan MP4 milik kakak, Terima kasih. Dan benar apa kata kakak music membuat ku lebih baik.”Ucap Natta tersenyum.
“Iya sama-sama Natta, syukurlah kalau seperti itu.”Jawab Alex.
“Aku tau tempat ini dari teman kakak, kenapa kakak suka tempat sunyi?”Tanya Natta.
“Karena tanpa ada gangguan, dan suasana seperti ini sangat damai.”balas Alex.
“Kalau begitu aku permisi dulu ya ka, sekali lagi terima kasih.”Ucap Natta membungkukkan badan kemudian meninggalakan Alex.
***
Sepulang sekolah Natta mengunjungi toko buku yang berada di sisi Mall Addict, tumpukan dan jajaran buku yang tertata rapi disana, Natta pun memainkan jari telunjuknya untuk memilih buku apa yang akan ia pilih, ia pun menjatuhkan pilihan di buku sastra, tanpa sengaja ia menabrak seseorang dan menjatuhkan tumpukan buku yang tengah orang itu bawa. Ia pun meminta maaf dan membantu orang itu mengambil buku-buku yang tengah jatuh tadi, tanpa sengaja tangan orang itu memegang tangan Natta, bergitu terkejutnya mereka ternyata itu adalah Alex.
“Kau? Untuk kedua kalinya aku menabrakmu.”Ucap Alex melepaskan tangannya yang tadi memegang tangan Natta.
“Bukan kak, kali ini aku yang salah. Kenapa kakak membeli buku sebanyak ini?”Tanya Natta heran.
“Seperti yang kakak bilang Music is my soul, ini semua buku tentang music dari berbagai negara Barat, Jepang, Korea, Mandarin, tentunya Indonesia.”Papar Alex kemudian beranjak berdiri.
Natta pun ikut beranjak dan mengangguk tersenyum mendengar ucapan Alex.
“Lalu kau cari apa?”Tanya Alex. Natta pun menunjukan buku sastra yang telah ia pilih kepada Alex.
“brukkk..” Natta pun jatuh dalam pelukan Alex karena ada orang yang tak sengaja menabrak Natta dari belakang, sontak buku yang Alex dan Natta bawa terjatuh kembali.
“Kau taka pa?”Tanya Alex memegang bahu Natta, Natta pun mengangguk.
“Maaf maaf saya tidak sengaja.”Ucap pemuda tadi, Natta pun menyerongkan tubuhnya dan Nampak shock melihat orang itu.
“Xander….???????”Ucap Natta seakan tak yakin pemuda yang dihadapannya adalah Xander yang sangat sangat ia rindukan itu setelah empat tahun tiada kabar.
“Natta?? Lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu? Orangtuamu?”Tanya Xander tersenyum.
“Baik, orang tua ku juga baik. Kau?”Balas Natta Nampak senang, tanpa memerdulikan Alex yang mengambil buku-buku yang terjatuh tadi.
“Xan, aku udah dapat bukunya kita ke kasir terus pulang ya.”Ucap seorang gadis yang tiba-tiba menggandeng mesra tangan Xander.
“Aku duluan ya ta, salam untuk beliau. Bye!”Pamit Xander yang kemudian melingkarkan tangannya di bahu gadis tadi. Sebuah air mata kekecewaanpun menetes dengan segera Natta meninggalkan toko buku tadi dan mengurungkan niat membeli buku. Alex pun membayar buku-buku yang akan ia beli dan bergegas mengejar Natta dengan motor sport miliknya.
Natta pun menghentikan langkahnya di suatu bangku taman yang dikelilingi bunga-bunga di taman serta danau mini yang menghiasi taman tersebut, cairan bening pun tiada henti menetes dari pipinya sejenak ia memegang kerah bajunya yang menandakan bahwa hatinya begitu terluka, Tak lama kemudian sesosok pemuda yang memiliki postur tubuh tinggi itu berdiri dihadapannya dan menyodorkan sebuah buku.
“Milikmu.”Ucapnya yang tak lain adalah Alex, Natta pun berdiri.
“Apa aku bodoh? “Tanya Natta masih terus menangis. Alex pun menarik bahu kanan Natta dengan lembut dan memeluknya.
“Tidak, dengan berjalannya waktu kau pasti mampu, semua butuh proses.”
“Selalu seperti ini, aku coba jalani dengan yang lain selalu dia yang paling sempurna, tiada yang lain.”
“Dunia masih berputar, dibalik semua itu kau akan mendapatkan yang lebih baik.”
“Thank.”Ucap Natta berlahan melepaskan pelukan Alex.
Dan untuk kedua kalinya Alex memasangkan earphonenya untuk Natta, tapi kali ini sebelah kanan untuk Natta dan sebelah kiri utuk Alex.
Engkau bukan lah segalaku bukan tempat tuk hentikan langkah ku, usai sudah semua berlalu biar hujan menghapus jejakmu
Sebuah senyuman kebahagiaan pun terpancar  dari Natta ketika melihat mimik wajah Alex ketika menyanyi yang menurutnya itu sangat menghibur, Alex yang melihat senyuman itu tidak dapat menedipkan mata, jantungnya berdetak begitu keras entah apa yang sekarang ada di sudut hatinya.
“Oh ya udah sore, aku antar pulang.”Ucap Alex terbata-bata, Alex pun mengantar Natta.
***
*AlexTan P.O.V*
Aku pandangi terang malam  ini dari balik jendela kamarku, bintang nampak berkelip indah disana namun fikirku pun terus melayang ke seorang gadis kecil yang baru ku kenal beberapa hari ini dia adalah Natta, entah kenapa sedetikpun fikiranku tentangnya tak bisa hilang, dia seakan menghantui hati dan fikiranku, music yang sesalu bisa membuatku lebih baik kini tak kurasakan, kupandangi jam dinding yang melekat di dinding kamarku tlah menunjukan pukul 23.57 WIB, aku coba merebahkan tubuhku dan memandangi langit-langit dan selalu saja Natta yang ada di benakku, ku pun menarik selimut dan memeluk erat gulingku dan mencoba memejamkan mata namun tak mampu, akupun melewati mala mini hanya dengan berguling-guling diranjang, tanpa tidur akupun memulai hariku seperti biasa.
*AlexTan P.O.V End*
***
Alex yang sudah sampai di Sekolah pun seperti biasa mendengarkan music dan melihat pemandangan sekeliling sekolah di tangga yang sudah tak terpakai itu. Pandangannya kini pun tertuju di gerbang sekolah, Alex melihat Natta yang asyik bercanda dengan Xander, sepertinya pagi ini Xander mengantar Natta sebelum ia berangkat ke sekolahnya, perasaan Alex saat itu sangat tak karuan, sebuah emosi kecemburuan pun muncul, tak lama kemudian Xander pergi dan Natta kembali ke sekolah. Bel pelajaran pun dimulai, Alex pun beranjak pergi dan menuju kelasnya, selama guru memberikan materi fikiran Alex pun tak focus, tiba-tiba ia menggeprak meja dengan kedua tangannya, spontan semua pandangan pun tertuju padanya.
“AAaaargghh..” Ia pun beranjak dari kursi, hingga kursinya itu terpental ia pun meninggalkan kelas begitu saja dan menuju tempat favoritnya.
Jam istirahat pun tiba, Alex masih saja menyandarkan tubuhnya di tangga dan melamun, sebuah minuman kaleng bermerkan pocari sweat pun disodorkan dihadapannya.
“Untuk kakak.”
“Natta?”Ucap Alex seakan tak yakin kemudian mengambil minuman kaleng itu.
“Apa kakak sakit? Kenapa begitu lesu?”Tanya Natta yang kemudian duduk dismping Alex.
“Tidak, hanya kurang tidur. Oh ya, tadi aku melihatmu dengan Xander kau pasti senang ya?”Tanya Alex dengan tatapan mata penuh luka.
“Iya lah kak, pasti aku senang, kini dunia ku tlah kembali.”Papar Natta penuh keceriaan.
“Kembali?? Kalian pacaran??”Tanya Alex kemudian meminum minumannya.
“Hehehe, ga lah kak, dia kan udah punya cewek itu lo yang kemarin di toko buku kalau ga salah namanya Chacha.”Balas Natta tersenyum.
“Kau sudah ikhlas? Bagaimana bisa? Bukannya bagimu dia sempurna?”Tanya Alex beruntun.
“Iya memang, tiada pemuda sesempurna dia kak, tapi entah sudah ada yang memenangkan hatiku.”Jawab Natta tersenyum kemudian pergi meninggalkan Alex, beribu pertanyaan pun terlontar difikiran Alex, Siapa dia? Siapa dia siapa dia? Alex pun mengacak-acak rambutnya karena kesal.
***
Satu minggupun tlah berlalu, benak Alex pun masih tak lepas dari Natta, kini kegelisahan dan kegalaupun melanda dirinya, dan dia pun menyadari dan semakin yakin bahwa ia benar-benar mencintai Natta, gadis yang baru dua minggu ini mengisi harinya. Sepulang sekolah pun Alex meminta Natta untuk datang ke taman yang waktu itu Natta menangis karena Xander. Tak lama kemudian Nattapun datang dan menghampiri Alex.
“Maaf ka, lama membuat menunggu. Ada perlu apa?”Tanya Natta, Alex pun menghela nafas panjang.
“Tidak apa-apa, Ehmm..ehmmm…ehmm Natta aku tau tiada pemuda lain yang sesempurna Xander, tapi ini yang aku rasakan dan harus ku utarakan karena ini membuatku gelisah, aku menyukaimu, mencintaimu, menyayangimu. Oh baby, please be mine!”Ucap Alex serius sembari memegang tangan Natta, Natta pun melepaskan tangan Alex berlahan.
“Kakak, Xander masih yang paling sempurna, Xander adalah jiwaku, Xander adalah segalanya untukku, ga ada yang lain ka…”
“Kakak tau, maaf kalau kakak lancing mengungkapkan ini seharusnya kakak sadar posisi kakak.”Ucap Alex memotong ucapan Natta kemudian pergi.
“Tapi itu dulu, sebelum aku mengenal kakak, I’ll be your mine baby!”Triak Natta ketika melihat langkah Alex yang menjauh. Alex pun membalikkan tubuhnya dan berlari menghampiri Natta, ia pun memeluk erat Natta.
“Kau tidak sedang bohongkan?”
“Tidak, kini kakaklah yanga ada dihati Natta bukan Xander lagi.”
Alex pun melepaskan pelukannya dan menggenggam erat tangan Natta, dan sebuah ciuman manis pun melekat di kening Natta. Sebuah kebahagiaan kini tlah terukir ulang, dan masa lalu bukanlah hambatan untuk melangkah, sesekali memang boleh melihat kebelakang namun hanya untuk belajar, tetap melangkah meski berat pasti sebuah kebahagian akan diketemukan nanti.

The End..